REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Sebuah hasil survei terbaru mengungkapkan 7 dari 10 Muslim Inggris mendukung penggunaan vaksin Covid-19. Survei terhadap 1.026 Muslim oleh Organisasi Sensus Muslim inggris ini menemukan bahwa 56 perden bersedia menerima vaksin, dengan 15 persen telah menerimanya.
Data ini sekaligus menunjukkan lebih sedikit keraguan terhadap vaksin di antara populasi Muslim, dibandingkan pandangan yang sempat muncul sebelumnya.
Pada akhir tahun 2020, sebuah laporan dari Royal Society for Public Health UK menemukan orang-orang dengan latar belakang etnis kulit hitam, Asia, maupun minoritas lebih dari 20 persen kecil kemungkinannya menggunakan vaksin, dibandingkan dengan rekan kulit putih mereka.
Dilansir di 5 Pillars, Rabu (17/2), lembaga survei SAGE pada waktu yang sama melaporkan angka yang jauh lebih tinggi atas penelitian serupa. Survei ini menyoroti 72 persen orang kulit hitam dan 42 persen orang Pakistan / Bangladesh ragu-ragu untuk mengambil vaksin.
Terlepas dari hasil pro-vaksin yang mengejutkan ini, tingginya jumlah Muslim yang menyatakan keprihatinan tentang vaksin (29 persen) masih jauh melebihi skeptisisme dalam populasi umum.
Jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan YouGov mengungkapkan 86 persen warga Inggris bersedia menerima vaksin. Persentase ini terus meningkat sejak kampanye informasi media semakin intensif.
Sensus yang dilakukan oleh Organisasi Sensus Muslim mengatakan keraguan vaksin di kalangan Muslim terkonsentrasi pada kelompok usia 28-45 tahun, dengan persentase 35 persen. Rata-rata mereka menyebut tidak yakin atau tidak mau menerima vaksin.
Dalam hal perpecahan etnis, tingkat keengganan tertinggi berasal dari Muslim kulit hitam, di mana 42 persen memilih "tidak" atau "tidak yakin". Untuk etnis lain, survei mencatat persentase yang memilih "tidak" atau "tidak yakin", yaitu 34 persen India, 30 persen Pakistan, 22 persen Bangladesh dan 20 persen Arab.
Alasan utama orang khawatir tentang vaksin berasal dari ketakutan akan potensi efek samping sebesar 66 persen. Kekhawatiran kedua sebesar 51 persen adalah ketakutan atas seberapa cepat vaksin diproduksi.
Alasan lain yang membuat Muslim tidak yakin menerima vaksin di antaranya, merasa tidak membutuhkan vaksin dan tidak mempercayai pemerintah. Sebagian kecil lainnya merasa khawatir vaksin itu malah menyebabkan Covid-19 atau haram.
Salah satu dari tim Organisasi Sensus Muslim, Adiba Borsha, mengatakan meskipun terlihat tren peningkatan besar-besaran dalam keinginan komunitas Muslim untuk mengambil vaksin, di sisi lain terlihat jelas banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.
"Ketika peluncuran vaksin mencapai target 15 juta pada 14 Februari, penilaian terhadap angka-angka dari GPonline menemukan hanya 7,8 persen vaksin telah didistribusikan ke komunitas etnis minoritas," kata dia.
Komunitas Muslim disebut telah mengakui masalah ini dan berusaha untuk mengatasinya dengan melakukan respon lokal dan bersatu. Upaya dari institusi Islam, seperti Masjid London Timur, telah mendirikan klinik vaksinasi pop-up, yang dijalankan oleh Dokter Umum setempat. Cara ini diambil guna mendorong sebanyak mungkin penduduk lokal yang memenuhi syarat untuk menerim vaksin.