Rabu 17 Feb 2021 05:59 WIB

13 Negara Eropa yang Muslimnya Diprediksi Jadi Mayoritas

Terdapat sejumlah negara yang diprediksi Muslimnya menjadi mayoritas.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Terdapat sejumlah negara yang diprediksi Muslimnya jadi mayoritas. Umat Islam mendengarkan ceramah agama di masjid (ilustrasi).
Foto:

Menurut hasil penelitian PSU Research Review ini, 13 negara di mana populasi Muslim akan menjadi mayoritas antara tahun 2085 dan 2215. Negara-negara tersebut di antaranya, Siprus (pada tahun 2085), Swedia (2125), Prancis (2135), Yunani (2135), Belgia (2140), Bulgaria (2140), Italia (2175), Luksemburg (2175), Inggris Raya (2180), Slovenia (2190), Swiss (2195), Irlandia (2200), dan Lituania (2215). 

Populasi Muslim yang tumbuh ini tentu akan berdampak pada situasi Eropa, baik dari sisi sosial, politik dan ekonomi. Contoh dari perubahan tersebut akan mencakup semakin banyaknya masjid,  azan yang menggunakan pengeras suara, komersialisasi makanan dan produk halal, beban kerja yang kompatibel dan dapat disesuaikan jam kerja dengan batasan Ramadhan, undang-undang baru yang berpihak pada penduduk Muslim, dan meningkatnya campur tangan pemerintah asing dalam keputusan politik Eropa.    

Pada awalnya, antipartai politik Islam mungkin mendapatkan dukungan dalam reaksi xenofobia terhadap meningkatnya kontribusi dari populasi Muslim hingga kehidupan masyarakat Eropa sampai populasi mayoritas Muslim. Kemudian, reaksi negatif akan menghilang dan berdampak pada adanya perubahan sosial, politik, dan ekonomi. 

Perubahan ini juga berdampak pada pribadi Muslim yang hidup di Eropa. Muslim sangat terikat pada keyakinan mereka dan akar mereka dan biasanya menjaga hubungan dengan negara asalnya jika mereka adalah pendatang. 

Secara politis, komunitas Muslim lebih banyak pemilih sayap kiri. Karena partai politik kiri biasanya mendukung integrasi migran Muslim ke masyarakat Eropa. 

Secara ekonomi, Muslim berpendidikan lebih rendah daripada non-Muslim, mayoritas dari mereka bekerja di sektor konstruksi dan manufaktur. Namun, generasi kedua atau ketiga dari migran Muslim mungkin memiliki akses ke pendidikan, mendapatkan ijazah, dan memiliki pekerjaan lebih baik di kantor.   

Mereka juga bisa terlibat dalam politik. Ada banyak contoh warga Muslim telah berhasil dalam politik di mana mereka menduduki peran politik utama deputi, menteri, atau wali kota kota besar, misalnya, wali kota saat ini di London, Inggris, Sadiq Aman Khan, seorang Muslim asal Pakistan yang mulai menjabat pada tahun 2016 atau Aygul Izkan yang menjabat sebagai Menteri Sosial, Wanita, Keluarga, Kesehatan, dan Integrasi antara 2010 dan 2013, menjadi politisi Turki pertama di Jerman. Dia merupakan keturunan Muslim yang menjadi menteri.  

Perubahan tersebut akan membawa periode penyesuaian yang tidak mudah bagi masyarakat Eropa, terutama terkait peradaban Islam yang berbeda dengan Eropa. 

Namun, hal tersebut akan bergantung pada tingkat keterbukaan dan toleransi komunitas terhadap satu sama lain dan kesediaan mereka untuk membangun Eropa yang seimbang. Ke depannya Eropa akan memiliki masyarakat yang diperkaya dengan keragaman keyakinan dan budaya.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement