REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Beristiqamah dalam kebaikan bukan perkara yang mudah. Namun hal yang sulit itu bukan tidak mungkin dilakukan, sebab terdapat cara-cara yang disebarkan Allah SWT untuk manusia dalam memelihara keistiqamahan.
Syekh Aidh Al-Qarni dalam bukunya berjudul Sentuhan Spiritual menjelaskan, manusia yang hendak berjalan dalam keistiqomahan maka harus menguatkan diri dengan hal-hal yang diperintahkan Allah. Caranya bisa dimulai dengan bermuhasabah, mengakui dosa, dan kesalahan (tobat).
Selanjutnya, seseorang yang hendak berjalan dalam pakem istiqomah juga perlu menjaga shalatnya. Menjaga shalat yakni dengan mendirikannya di awal waktu, berkhusyuk di dalamnya, dan tak lupa untuk mendirikan juga shalat-shalat sunah.
Dan yang paling penting, kata Syekh Aidh Al-Qarni, seorang hamba perlu memelihara hati dari beragam hal yang bisa menghampiri. Baik dari kemunafikan, sikap riya, dendam, dan juga benci yang dapat mengurangi nilai dari amalan baik yang diperbuat. Rasulullah SAW bersabda:
أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ
“Ala wa inna fil-jasadi mudhgatan idza shalahat shalahal-jasadu kulluhu wa idza fasadat fasadal-jasadu kulluhu ala wa hiyal-qalbu.”
Yang artinya: “Ingatlah, dan sesungguhnya di dalam hati itu terdapat segumpal darah. Jika ia baik, baik (pula) seluruh tubuh. Dan bila ia rusak, rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah, ia adalah hati.”. Hadis ini diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim (Muttafaqun Alaih).