REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu bulan pascagempa Sulawesi Barat, para penyintas masih banyak yang bertahan di tenda pengungsian. Mereka kehilangan rumah yang mengalami kerusakan sedang hingga parah.
Di pengungsian, kondisi merekapun memprihatinkan. Udara dingin dan panas mudah menerpa karena tenda berdiri seadanya. Hal inilah yang kemudian membuat ketidaknyamanan penyintas dalam menyambung kehidupan, sedangkan mereka juga belum mengetahui kapan akan pindah ke rumah yang belum tersentuh renovasi.
Aksi Cepat Tanggap (ACT) pun mulai pembangunan hunian nyaman terpadu atau Intagrated Community Shelter (ICS) pada Sabtu (13/2) kemarin untuk para pengungsi. Pembangunan ini ditandai dengan acara peletakan batu pertama oleh ACT serta tokoh masyarakat. ICS yang berdiri di lapangan Dusun Sendana, Desa Botteng Utara, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju ini ditargetkan akan selesai pembangunannya di tiga pekan mendatang.
“Kami menargetkan pembangunan akan selesai dalam waktu tiga pekan mendatang. Akan ada 96 pintu ICS dengan 20 fasilitas MCK, masjid, serta sarana layaknya ICS lain yang telah ACT bangun di berbagai lokasi bencana,” tutur Dede Abdul Rohman dari tim pembangunan ICS.