REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO -- Misi arkeologi gabungan Mesir-Amerika, yang bekerja di Abydos Utara, Sohag, telah mengungkap apa yang diyakini sebagai tempat pembuatan bir produksi tinggi tertua di dunia.
Misi ini dipimpin oleh Dr. Matthew Adams dari Universitas New York, dan Dr. Deborah Fishak dari Universitas Princeton, AS, dilansir di Egypt Today, Ahad (14/2).
Dr. Mostafa Waziry, Sekretaris Jenderal Dewan Purbakala Tertinggi, mengatakan bahwa pabrik tersebut kemungkinan besar sudah ada sejak era Raja Narmer, dan terdiri dari delapan bagian besar dengan luas 20 m x lebar 2,5 m x kedalaman 0,4 m, yang digunakan sebagai unit untuk produksi bir.
Ini karena setiap sektor berisi sekitar 40 kolam gerabah yang disusun dalam dua baris untuk memanaskan campuran biji-bijian dan air, dan setiap baskom ditahan dengan tuas yang terbuat dari tanah liat yang ditempatkan secara vertikal dalam bentuk cincin.
Kepala Misi Dr. Matthew Adams, membuktikan bahwa pabrik tersebut memproduksi sekitar 22.400 liter bir sekaligus, dan mungkin telah dibangun di tempat ini secara khusus untuk mensuplai ritual kerajaan yang berlangsung di dalam fasilitas pemakaman raja-raja Mesir.
Bukti penggunaan bir dalam upacara pengorbanan ditemukan selama penggalian di fasilitas ini.
Perlu dicatat bahwa sejumlah arkeolog Inggris menemukan tanaman ini pada awal abad ke-20, lokasinya tidak ditentukan dengan tepat. Ekspedisi saat ini dapat menemukan kembali dan mengungkapnya beserta isinya.