Rabu 10 Feb 2021 11:13 WIB

Islam di Jepang, Muslim dan Masjid yang Tumbuh Pesat

Jumlah Muslim dan masjid di Jepang terus bertambah seiring waktu

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Jumlah Muslim dan masjid di Jepang terus bertambah seiring waktu . Tokyo Camii atau Masjid Tokyo di Jepang.
Foto: Frmtr.com
Jumlah Muslim dan masjid di Jepang terus bertambah seiring waktu . Tokyo Camii atau Masjid Tokyo di Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO – Jepang yang merupakan negara minoritas Muslim mengalami pertumbuhan populasi Muslim selama gelembung ekonomi (bubble economy). Berdasarkan data 2016, saat ini terdapat sekitar 120 ribu Muslim luar negeri dan 10 ribu Muslim Jepang yang tinggal di Jepang. 

Dalam tulisan Profesor Hirofumi Tanada dari Fakultas Ilmu Manusia di Universitas Waseda yang dipublikasikan laman Universitas Waseda, menjelaskan sebagian besar Muslim di Jepang tinggal di tiga wilayah metropolitan utama, yakni Tokyo Raya, Metropolitan Chukyo, dan Kinki. Jaringan Muslim tidak pernah berhenti berkembang di seluruh Jepang.

Baca Juga

Sejak awal 1990-an, telah terjadi peningkatan jumlah masjid yang dibangun di seluruh kepulauan Jepang, dari prefektur Okinawa hingga prefektur Hokkaido. Meskipun saat ini terdapat lebih dari 90 masjid di seluruh Jepang, kebanyakan orang Jepang tidak menyadarinya.

Ada peningkatan jumlah gerakan dan inisiatif yang bertujuan untuk mempromosikan pemahaman tentang Islam dan Muslim dalam beberapa tahun terakhir di Jepang. Semakin banyak masjid yang menerima tur masjid dan menyelenggarakan acara agar Jepang dapat berpartisipasi.

Muslim yang tinggal di Jepang berasal dari berbagai latar belakang kebangsaan, etnis, budaya, gaya hidup, pakaian, dan lain-lain. Beberapa Muslim secara ketat mengikuti adat istiadat dan tradisi seperti sholat dan puasa, sementara yang lain menikmati lebih banyak kebebasan. Dengan demikian, orang yang belum pernah bertemu atau berinteraksi dengan seorang Muslim mungkin memiliki kesalahpahaman dan stereotip tentang mereka.

Untuk lebih memahami Islam dan Muslim, perlu berinteraksi dengan mereka secara pribadi. Namun, karena mereka masih menjadi komunitas minoritas di Jepang, jarang memiliki kesempatan berinteraksi dengan mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Meskipun tidak mudah untuk mengubah kesalahpahaman dan stereotip kita tentang komunitas Muslim yang dilukis oleh media. “Saya berharap orang-orang dapat mulai tertarik pada mereka dan mengunjungi masjid yang terbuka untuk umum,” ujar Tanada. 

Diperkirakan jumlah penduduk Muslim akan terus bertambah di Eropa dan Jepang, namun pertumbuhan tersebut tidak hanya terletak pada jumlah pendatang Muslim. Di negara-negara seperti Inggris, separuh populasi komunitas Muslim lahir dan besar di negara-negara mereka. 

Bahkan di Jepang, sekitar setengah dari tempat tinggal Muslim permanen telah menetap dan membentuk keluarga. Ini menunjukkan bahwa Jepang akan melihat peningkatan jumlah Muslim generasi kedua dan ketiga di masa depan. 

Muslim ini akan menjadi “Muslim hybrid” yang akan dihadapkan pada latar belakang budaya yang beragam. Mereka akan menjadi orang-orang kunci untuk membantu menjembatani komunitas lokal dengan komunitas Muslim. “Saya berharap saat kita bertemu mereka dalam waktu dekat, kita bisa belajar dan bekerja sama secara harmonis,” kata Tanada mengajak.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement