REPUBLIKA.CO.ID, Rasulullah SAW memang menyukai jumlah umatnya yang banyak. Dalam hadis lainnya, Rasulullah juga bersabda:
اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتَهُ “Allahumma aktsir maa lahu wawaladahu wa baariklahu fiima a’thaitahu.”
Yang artinya: “Ya Allah, limpahkanlah hartanya dan limpahkanlah (jumlah) anaknya. Dan berkahilah apa yang Engkau telah berikan kepadanya.” Hadis ini diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim (Muttafaqun Alaih).
Memiliki banyak anak juga mendapatkan keutamaan tersendiri. Rasulullah bersabda mengenai seseorang yang derajatnya ditinggikan di surga, lalu Abu Hurairah terheran-heran dan bertanya bisakah ia juga memperoleh derajat yang tinggi seperti itu di surga, bagaimana caranya? Nabi pun menjawab:
إِنَّ الرَّجُلَ لَتُرْفَعُ دَرَجَتُهُ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ أَنَّى هَذَا فَيُقَالُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ
“Bistighfaari waladika laka”. Yang artinya: “Disebabkan permohonan ampun dari anakmu kepada Allah SWT untukmu.”
Namun demikian di sisi lain, kualitas dalam diri anak juga sama pentingnya. Kualitas anak yang shaleh dan shalehah serta mampu bermanfaat bagi sekelilingnya adalah hal yang tak luput ditekankan Islam. Rasulullah SAW bersabda:
المؤمن القوي خير وأحبُّ إلى الله من المؤمن الضعيف “Al-mu’minul-qawiyyu khairun wa ahabbu ilallahi minal-mu’mini ad-dha’ifi.”
Yang artinya: “Mukmin yang kuat (berkualitas) lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang lemah.”