REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Pemerintah Prancis mengatakan telah membawa pulang tujuh anak ekstremis Prancis dari timur laut Suriah pada Rabu (13/1). Tindakan ini melanjutkan proses repatriasi yang dimulai setelah penggulingan kekhalifahan ISIS.
Kementerian Luar Negeri Prancis menyebut anak-anak yang berusia antara 2 dan 11 tahun sangat rentan. Mereka diserahkan kepada otoritas peradilan dan dirawat oleh lembaga sosial.
Sumber Kurdi mengatakan kepada AFP, mereka telah tinggal di kamp Roj dan Al-Hol yang dikelola orang Kurdi, tempat ribuan kerabat pejuang dan kelompok Daesh ditahan sejak kekalahan ISIS pada 2019 di Suriah. Prancis sejauh ini telah memulangkan 35 anak, mayoritas dari mereka adalah yatim piatu.
Kelompok hak asasi telah menekan pemerintah Eropa untuk mengizinkan anak-anak kembali dari kamp-kamp yang padat agar mereka tinggal bersama keluarganya.
Pejabat Kurdi juga menekan sejumlah negara agar mengembalikan warganya dan memperingatkan bahwa mereka tidak memiliki sumber daya untuk menjaga tahanan tanpa batas waktu.
Dilansir Arab News, Kamis (14/1), Prancis bersikeras pihaknya hanya akan menerima kembali anak-anak dengan para ibu tetap tinggal untuk menghadapi keadilan bersama dengan suami mereka. Namun, banyak wanita yang menolak untuk dipisahkan dari anak-anak mereka.
Sumber: https://www.arabnews.com/node/1791906/middle-east