Rabu 13 Jan 2021 08:22 WIB

PTL Coffee, dari Kaki Gunung Kerinci Ingin Mendunia

Pemiliknya adalah peserta program ISDP BSM.

Supriyanto, pemilik PTL Coffee.
Foto: LAZ BSM
Supriyanto, pemilik PTL Coffee.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK -- Saat ini dunia Islam rindu dengan sahabat Abdurrahman bin Auf, sosok yang menjadi teladan bagi para sociopreneur. Abdurrahman melalui bisnisnya mampu membangun ekonomi umat Muslim yang saat itu masih tertinggal. 

Saat ini banyak anak muda yang juga bercita-cita menjadi socioprenuer. Salah satunya adalah Supriyanto, mahasiswa Universitas Andalas yang berasal dari desa Wonorejo, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Sebagai putra daerah, Supri memutuskan untuk mengembangkan produk kopi dari daerahnya di kaki Gunung Kerinci.

Berbeda dengan model bisnis mahasiswa kebanyakan, Supri memilih berbisnis dengan memberdayakan masyarakat daerah tempat tinggalnya. Ia memiliki harapan untuk menciptakan bisnis yang berbasis masyarakat dan pada akhirnya mampu meningkatkan ekonomi orang-orang  di sekitarnya. Motivasi tersebut yang akhirnya membuat supri berani membuat brand kopi yang dinamakan PTL Coffee.

Supri merintis PTL Coffee  bersama empat temannya yang bertempat di desa Wonorejo, kabupaten Solok Selatan, sejak tahun 2018.  Di PTL Coffee,  jenis kopi yang diproses adalah kopi Arabika dan Robusta. Bahan bakunya ia  dapatkan  langsung dari kaki Gunung Kerinci. “Yang membuat spesial dari PTL Coffee adalah kopinya ditanam di ketinggian 600-1300 meter dari permukaan laut dan  secara modern menggunakan energi terbarukan,” kata Supri dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (12/1).

Seperti pebisnis lainnya, supri pun menghadapi banyak tantangan dalam pengembangan bisnisnya.  Apalagi ia ingin mengembangan bisnisnya dengan model sociopreneur. Hal ini membuat Supri merasa perlu untuk bisa belajar berbisnis sambil belajar pemberdayaan masyarakat. Supri melihat mimpinya itu bisa teralisasikan melalui program beasiswa ISDP (Islamic Sociopreneur Decelopment Program), yang merupakan program Sustainable Finance dari BSM.

ISDP memang program yang dibuat untuk menciptakan sociopreneur yang mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat. Beruntung bagi Supri yang akhirnya lolos mendapatkan beasiswa ISDP. “Dari beasiswa ini, saya  merasakan banyak manfaat, mulai dari bantuan uang kuliah, uang biaya hidup sampai bantuan modal usaha,” ujarnya. 

Namun salah satu yang menarik, menurut supri,  dalam beasiswa ini adalah mendapatkan teman dan mentor yang memberi ilmu dan pengalaman untuk perkembangan model socioprenuer bisnisnya. Hasilnya pendapatan bisnis Supri meningkat pesat.

Produk yang dijual Supri dalam PTL Coffee  adalah kopi Arabika dan Robusta. Ia memilih kopi jenis ini karena kedua jenis kopi itulah yang paling cocok untuk ditanam di kaki Gunung Kerinci. Supri pun memiliki kemampuan sosial yang baik, sehingga dapat diterima dan dipercaya oleh masyarakat. Selain itu, untuk meningkatkan kualitas produknya supri rutin memberikan edukasi dan pendampingan terhadap petani lokal.

“Hasilnya untuk kualitas kopi yan dihasilkan pun kaya akan cita rasa rempah, sehingga dapat bersaing dengan kopi impor lainnya,” ungkapnya.

Dalam hal pemasaran, target utama dari produk PTL Coffee adalah remaja dan dewasa dengan berbagai metode pemasaran. Dimulai menggunakan metode door to door, sosial media, event  sampai toko oleh-oleh dan minimarket Supri lakukan untuk memperkenalkan produk kopinya. “Kami menjual produk  dengan harga yang bervariasi dalam bentuk green bean dengan proses washed, honey, natural dan wine,” paparnya.

Sebagai mahasiswa agroteknologi, Supri juga memperhatikan limbah dari produk kopi yang diolah. “Untuk limbah dari kopi  saya kelola menjadi Cascara atau teh kulit kopi yang digunakan sebagai pupuk,” tuturnya. 

Supri pun sangat bersyukur karena bisnisnya mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar dan meningkatkan ekonomi petani kopi. Dari bisnisnya ini Supri juga sudah mendapatkan beberapa penghargaan, namun ini baru langkah awal Supri bersama PTL COFFEE. Harapan besarnya mampu membuat kopi lokal Indonesia dinikmati penikmat kopi dunia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement