REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 yang berlangsung sangat lama di sepanjang tahun ini, telah berdampak banyak pada hampir seluruh aspek kehidupan. Bukan hanya itu, tidak sedikit kasus penurunan ekonomi dan sosial terjadi di berbagai kalangan, bahkan kalangan atas sekalipun. Dari yang mulanya adalah seorang muzakki yang memiliki harta lebih, kini harus berbalik menjadi seorang penerima manfaat.
Sebagai lembaga filantrofi dan kemanusiaan, Dompet Dhuafa sejak awal dibangun telah berkhidmat untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi dan sosial masyarakat dhuafa. Dompet Dhuafa akan senantiasa selalu siap dan sigap mencari solusi-solusi bagi masyarakat yang membutuhkan. Dengan harapan dapat semakin menekan angka kemiskinan dan mencegah munculnya mustahik-mustahik baru lainnya.
Lebih dari itu, Dompet Dhuafa bukan hanya sekadar lembaga kemanusiaan yang menyalurkan amanah-amanah donatur sampai ke tangan penerima manfaat, namun juga menciptakan program-program apik yang dapat memberikan manfaat yang terus berkelanjutan. Dengan kinerja penyaluran yang efektif dan secara profesional, Dompet Dhuafa mampu menghadirkan program-program yang benar-benar dibutuhkan dan terasa manfaatnya oleh para penerimanya.
Sepanjang tahun spesial 2020, Dompet Dhuafa semakin ekstra menggulirkan berbagai program inovatif untuk bisa membantu dan menjadi solusi bagi masyarakat, khususnya para dhuafa, di masa pandemi yang memprihatinkan ini. Selain itu, terjadinya bencana-bencana alam lainnya seperti erupsi, banjir, longsor, menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh Dompet Dhuafa dalam menyalurkan dana-dana kebaikan dari masyarakat.
Dana penghimpunan, penyaluran, dan penerima manfaatnya
Dengan total penghimpunan sejumlah Rp 374.318.739.095 dan tingkat serapan penyaluran sebesar 87,62 persen, atau sejumlah Rp 327.994.910.928, Dompet Dhuafa mendapatkan predikat tingkat serapan penyaluran yang efektif berdasarkan rasio Allocation to Recollection (ACR) Zakat Core Principle. Pada jumlah dana penyaluran tersebut, sebanyak 3.146.875 jiwa di seluruh 34 provinsi di Indonesia dan delapan negara di dunia, telah menerima manfaat dana dari para donatur tersebut.
Program-program pada aspek sosial yang meliputi Layanan Masyarakat, Penanggulangan Bencana, Tebar Hewan Kurban, Advokasi Publik dan Bantuan Hukum, Youth for Peace, dan Respon Covid-19, telah membantu sebanyak 2.408.416 jiwa penerima manfaat.
Kemudian pada aspek kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan di Faskes tingkat satu yang terdiri dari 19 Klinik Gerai Sehat, 71 Pos Sehat, 2 unit ambulans terapung, dan di Faskes tingkat dua yang terdiri dari RS. Rumah Sehat Terpadu, RS. Lancang Kuning, RS. AKA Medika, RS. Mata Achmad Wardi, RS. Sayyidah, dan 5 unit RS. Kontainer, telah membantu melayani sebanyak 485.934 jiwa dhuafa.
Pada aspek dakwah dan budaya, melalui Corps Dai Indonesia, Badan Pemulasaran Jenazah, Pesantren Muallaf, Kampung Silat Djampang, dan Djampang English Village, Dompet Dhuafa telah mampu menjangkau sebanyak 184.760 penerima manfaat.
Selanjutnya pada aspek pendidikan, sebanyak 57.349 jiwa telah mendapatkan bantuan pendidikan di berbagai program pendidikan yang diselenggarakan. Di antaranya Sekolah SMART Ekselensia Indonesia, E-Tahfizh School, Beastudi Indonesia, Makmal Pendidikan, Sekolah Guru Indonesia, Institut Kemandirian, Pusat Belajar Anti Korupsi, Komunitas Filantrofi Pendidikan, School for Refugees, dan PAUD Pengembangan Insani.
Terakhir di sektor ekonomi, sebanyak 10.416 masyarakat miskin telah terbantu secara finansial melalui program Pertanian Sehat, Peternakan Rakyat, UMKM Kreatif, Social Trust Fund, Agroindustri, Sentra Ternak, Kebun Pangan Keluarga, dan Cash for Work.
Berdasarkan data di atas dan dibanding dengan data tahun sebelumnya, yaitu 2019, maka jangkauan penyaluran dana-dana penghimpunan dari segenap muzakki dan para donatur, telah mengalami peningkatan sebanyak 23,37 persen.
Selain itu, pada hasil Riset Donasi Digital, menurut Gojek yang bekerja sama dengan Kopernik pada acara ‘Gopay Digital Donation Outlook 2020’ pada Senin (7/12) menyebutkan, Dompet Dhuafa adalah lembaga dengan intensitas kegiatan donasi terbanyak, yaitu sebanyak 35 persen dari seluruh kegiatan donasi masyarakat Indonesia, yang kemudian disusul Baznas (28 persen), dan lembaga-lembaga lain (16 persen). Pada hasil riset tersebut dinyatakan, masyarakat kebanyakan memilih Dompet Dhuafa karena lembaga ini dirasa lebih terpercaya dari yang lain. Sisanya (21 persen) donasi dilakukan dengan berbagai cara yang beragam.