Jumat 25 Dec 2020 17:55 WIB

Mengenal Umat Kristen Palestina

Di Palestina pun ada umat kristiani meskipun hanya minoritas.

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Umat Kristen Palestina
Foto: Middle East Eye
Umat Kristen Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perayaan Natal adalah musim yang menyenangkan dan waktu paling indah bagi umat kristen, termasuk bagi umat kristen di Palestina. Ini beberapa hal yang perlu diketahui tentang umat Kristen Palestina.

1. Kristen Palestina itu ada

Orang kerap kali menggambarkan semua orang Palestina sebagai Muslim. Tak jarang pula orang salah menggambarkan perjuangan Palestina sebagai perjuangan Islam. Padahal tidak demikian, di Palestina pun ada umat kristiani meskipun hanya minoritas.

2. Umat kristiani Palestina berasal dari kota suci yang sama.

Umat kristiani Palesetina berasal dari kota yang sama dengan yang dibicarakan di gereja dan sekolah Minggu di seluruh dunia barat, seperti Bethlehem, Nazareth, Yerusalem, dan banyak lagi.

3. Umat kristen Palestina terus menjaga tradisi Kristen tetap hidup

Eropa mulai mengadopsi agama Kristen ketika masih menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi, pada abad ke-4 Masehi. Sebelumnya, itu tetap hidup oleh orang-orang Kristen di Palestina dan wilayah Levant yang lebih luas, di mana tradisi kuno masih berkembang hingga saat ini. Salah satunya adalah tradisi Paskah, ketika ribuan umat berduyun-duyun ke Gereja Makam Suci di Yerusalem.

4. Peziarah cenderung mengabaikan keberadaan umat Kristen Palestina

Banyak orang mengunjungi berbagai situs suci di Israel bahkan mengunggahnya di media sosial Facebook. Tapi apakah juga diberitahu, bahwa umat kristen Palestina sendiri dilarang mengunjungi banyak dari situs-situs itu. Misalnya, Israel melarang orang Kristen di Gaza pergi ke Betlehem untuk merayakan Natal tahun 2019.

5. Umat Kristen Palestina menyembah Allah

Umat Kristen Palestina juga mengucapkan "inshallah" setiap waktu. Ini adalah cara mereka untuk mengatakan: "Mungkin saya akan datang ke pesta Anda, tetapi jangan terlalu berharap."

Dalam bahasa Arab "Allah" berarti "Tuhan" dan umat ​​Kristen Palestina menggunakan kata-kata dan ungkapan tersebut karena bahasa Arab adalah bahasa sehari-hari mereka.

Begitu juga dengan kalimat "assalamu alaikum" yang juga diucapkan oleh umat kristen Palestina. Kalimat tersebut juga disampaikan mereka saat menyebut perayaan Natal, Paskah dan Idul Fitri.

6. Umat Kristen Palestina juga mengalami Islamofobia

Seringkali diceritakan kisah rakyat Palestina dengan cara yang tidak menyenangkan. Pada setiap acara di televisi, stereotip Arab dan Muslim seringkali menggambarkan sosok laki-laki yang agresif, barbar sedangkan perempuannya harus tunduk. Stereotipe ini terkait dengan rasisme anti-Arab, yang memengaruhi semua orang Arab, terlepas dari keyakinan mereka.

7. Berhenti menggunakan umat Kristen Palestina untuk merasionalisasi Zionisme dan Orientalisme

Menjadi seorang diaspora Kristen Palestina sangat sulit karena mereka tidak bisa pergi dan mengunjungi tanah air dengan mudah. Mereka tumbuh dengan belajar bagaimana melawan orang-orang yang mencoba menggunakan keberadaannya untuk merasionalisasi Zionisme atau ide-ide yang berakar pada pemikiran orientalis. Seperti mereka harus tahan dengan mantra Zionis dan Orientalis bahwa Negara Israel adalah satu-satunya negara demokrasi di kawasan dan melindungi mereka dari Muslim Palestina.

Zionis juga mengajukan klaim bahwa berkurangnya jumlah umat Kristen di Palestina disebabkan oleh penindasan Muslim. Padahal tidak demikian, Israel merampas tanah dan rumah mereka. Pada 1948, entitas kolonial membangun tembok apartheid dan bom dijatuhkan di kota-kota di mana kristen Palestina berada. Namun, pelakunya bukanlah Muslim Palestina, tetapi pemerintah Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement