REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktur jendral IKM, Kementrian Perindustrian (Kemenperin), Gati Wibawaningsih, mengatakan saat ini menjadi masa yang sulit bagi semua pihak termasuk para pelaku industri fashion muslim Indonesia yang merupakan bagian sektor industri pakaian jadi.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada bulan ketiga 2020, pertumbuhan dari sektor industri tekstil dan pakaian jadi, berada pada angkat -9,32 persen. Meskipun demikian industri menyumbang sebesar 6,75 persen pada pendapatan domestik bruto (PDB) industri pengolahan non migas pada triwulan ketiga pada 2020. Adapun kinerja ekspor industru pakaian jadi sepanjang 2109 mencapai 8,3 miliar dolar Amerika, dan pada periode bulan Januari sampai September 2020, ekspor industri pakaian jadi telah mencapai 5,36 miliar dolar Amerika.
"Hal ini memberikan gambaran tentang betapa pentignnya sektor industri fashion dalam keberlangsungan ekonomi nasional," ujarnya dalam pembukaan Indonesia Modest Fashion Week (IMFW) Online 2020, Kamis (17/12).
Perkembangan umat muslim dunia menjadi salah satu pemicu utama yang mendorong kemajuan industri fashion muslim. Data dari The State of Global Islamic Economy Report 2020-2021 yang baru saja dirilis melaporkan konsumsi fashion muslim dunia tahun 2019 diperkirakan mencapai 277 miliar dolar Amerika, pada tahun 2020 konsumsi fashion muslim dunia sedikit menurun akibat dari pandemi Covid 19, menyusut 2,9 persen menjadi 268 miliar dolar Amerika.
"Dan angka konsumsi fashion muslim diprediksi kembali pulih pada tahun 2021," ujarnya.
Dampak dari pandemi Covid 19, juga berimbas pada angka proyeksi konsumsi fashion muslim dunia pada tahun 2024, yang menurun menjadi 311 miliar dolar Amerika, dimana sebelum masa pandemi, angkanya mencapai 402 miliar dolar Amerika pada tahun 2024. Sementara konsumsi fashion muslim dunia pada tahun 2019, sebesar 16 miliar dolar Amerika.
"Terbesar kelima didunia setelah Iran, Turki, Saudi Arabia dan Pakistan. Hal ini menunjukkan bahwa peluang pasar muslim global maupun dosmetik sangat besar dan harus diisi oleh industri fashion muslim Indonesia," ujarnya.
Satu hal yang membanggakan adalah prestasi Indonesia di dunia internasioanl didalam pengembangan industri fashion muslim. The State of Global Islamic Economy Report 2020-2021, Indonesia masih menduduki peringkat ketiga sebagai negara yang mengembangkan fashion muslim terbaik dunia setelah Uni Emirat Arab dan Turki. "Hal ini menunjukkan peluang Indonesia untuk dapat berada pada urutan pertama dan menjadi salah satu pusat fashion muslim dunia."
Kemenperin mengajak para desainer selaku pemerkasa dan berperan dalam industri fashion serta pelaku industri sendiri, market place dan akademisi serta seluruh stake holder terkait dapat bersama-sama memajukan industri fashion muslim nasional. Caranya dengan selalu mempromosikan, memperkenalkan dan menggunakan produk fashion dalam negeri.