Jumat 11 Dec 2020 18:30 WIB

Australia Adili Tentara Elitenya, Turki Terhadap Kurdi? 

Pengadilan Turki terhadap pelaku serangan ke Kurdi dipertanyakan

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Pengadilan Turki terhadap pelaku serangan ke Kurdi dipertanyakan. Bendera Turki di jembatan Martir, Turki
Foto:

Orang-orang Turki hanya mengetahui dari keputusan Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa bahwa angkatan udara mereka telah mengebom sebuah desa Turki-Kurdi pada 1994 dan menewaskan 45 penduduk desa yang tidak bersalah di dekat Sirnak di tenggara Turki. Permintaan maaf? Tidak ada. Berapa banyak petugas yang harus diadili dan dijatuhi hukuman? Tidak ada.  

Pada malam 28 Desember 2011 sekelompok petani Kurdi menyelundupkan bensin murah ke desa Turki mereka dari Irak utara. Empat jet tempur F-16 Turki muncul di langit yang gelap dan menyerang kelompok itu, menewaskan 34 orang, termasuk 17 anak-anak.  

Tentara dan organisasi intelijen nasional saling menyalahkan atas kesalahan intelijen yang menyebabkan serangan itu. Di bawah tekanan publik, pemerintahan Erdogan meluncurkan penyelidikan atas serangan itu. Tidak ada satupun pejabat yang dinyatakan bersalah.  

Pada 2013, jutaan orang Turki turun ke jalan di puluhan kota untuk memprotes aturan dan praktik otoriter Erdogan. Suatu pagi yang mengerikan di Istanbul, orang tua Berkin Elvan menyuruh anak laki-laki berusia 15 tahun itu keluar untuk membeli roti dari toko roti terdekat. Wajah Elvan dipukul tabung gas air mata yang ditembakkan seorang petugas polisi.   

Dia meninggal setelah koma selama 269 hari. Meskipun kasus hukum dibuka setelah penyelidikan selama 3,5 tahun, tidak ada satupun petugas yang ditahan. Sudah 7,5 tahun sejak Elvan terbunuh dan tampak seperti tembakan langsung di wajah.

Negara Turki masih berusaha untuk memastikan bahwa tidak ada seorang perwira pun yang akan dihukum atas kematian tragis seorang bocah lelaki berusia 15 tahun itu. Lebih buruk lagi, tidak ada tanda akuntabilitas dalam sistem administrasi publik Turki.

Kemal Kurkut adalah seorang pengunjuk rasa Kurdi berusia 23 tahun yang ditembak mati oleh polisi di Diyarbakir, kota Kurdi terbesar di Turki, pada 21 Maret 2017.

photo
Ujuk rasa pro Kurdi di Istanbul, Turki. - (AP/Emrah Gurel)

Polisi mengklaim bahwa Kurkut ditembak karena dicurigai sebagai pelaku bom bunuh diri. Foto-foto kemudian menunjukkan dia telanjang dari pinggang ke atas, berlari di depan regu tembak polisi. 

Pemandangan dramatis dan tak terbantahkan ditangkap seorang fotografer, Abdurrahman Gok, yang kemudian memposting foto-fotonya. Gok sekarang menghadapi persidangan karena kemungkinan terkait dengan kelompok teror dan bisa mendapatkan hukuman hingga 20 tahun penjara.

Bagaimana dengan petugas yang menembak Kurkut? Hanya beberapa hari setelah Erdogan menjanjikan reformasi peradilan, pengadilan kejahatan serius di Diyarbakir ini memutuskan membebaskan terdakwa, yakni seorang petugas polisi yang hanya dikenal dengan inisial namanya YS.

Keadilan tampaknya merupakan komoditas yang terlalu langka bagi ekstremis Turki yang sering sibuk melindungi teroris Palestina dan menuduh negara-negara beradab melakukan barbarisme modern.

Kisah Australia bisa menjadi contoh barbarisme modern, isinya tidak dapat diterima, tetapi memiliki akhir yang adil. Cerita Turki tentang barbarisme Abad Pertengahan di abad ke-21 tidak demikian?

*Isi artikel ini tidak mencerminkan kebijakan redaksi Republika.co.id

 

Sumber: https://www.meforum.org/61857/turkey-islamist-justice-at-its-best

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement