REPUBLIKA.CO.ID,PARIS -- Prancis akan memeriksa 76 masjid dalam beberapa hari mendatang. Pemeriksaan ini dilakukan berhubungan dengan operasi besar-besaran dan belum pernah terjadi sebelumnya, guna melawan separatisme.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, mengatakan pihak berwenang negara akan memantau dan mengendalikan 76 tempat ibadah Muslim. 16 masjid berada di wilayah Paris dan 60 sisanya berada di seluruh Prancis.
Lebih lanjut, Darmanin juga menyebut rencananya beberapa dari masjid ini kemungkinan akan ditutup. Atas permintaan Menteri Dalam Negeri, 18 masjid akan menjadi target tindakan segera.
Dilansir di Anadolu Agency, Kamis (3/12), menurut surat kabar Le Figaro, Darmanin mengirim surat edaran terkait pemeriksaan masjid ini kepada kepala daerah di negara tersebut.
Menyusul pembunuhan guru Samuel Paty di pinggiran kota Paris pada bulan Oktober, penggerebekan dan tekanan terhadap perkumpulan dan masjid Muslim mengalami peningkatan. Darmanin mengatakan 43 masjid telah ditutup dalam tiga tahun terakhir, sejak Presiden Emmanuel Macron menjabat.
Prancis adalah rumah bagi populasi Muslim terbesar di Eropa. Islam menjadi agama terbesar kedua yang dipraktikkan di negara itu setelah Katolik.
Komunitas internasional dikejutkan oleh penikaman dua orang di luar bekas kantor majalah mingguan Prancis Charlie Hebdo pada bulan September, pemenggalan kepala Paty pada 16 Oktober, serta pembunuhan brutal tiga orang di dalam Basilika Notre Dame Nice pada 29 Oktober.
Serangan tersebut mendorong pejabat Prancis untuk mencari kambing hitam dan Muslim menjadi sasaran. Para kritikus mengatakan pemerintah Macron mengeksploitasi rentetan kekerasan untuk meningkatkan sikap anti-Muslimnya yang kontroversial.