Selasa 01 Dec 2020 12:23 WIB

Mengurai Poso: Konflik Islam-Kristen, Santoso dan Tibo

Mengurai konflik Poso yang terus terjadi.

Sejumlah anak-anak bermain di sekitar perkampungan mereka di Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Ahad (29/11/2020). Warga berharap aparat keamanan untuk dapat segera menangkap para pelaku penyerangan yang diduga dilakukan kelompok teroris MIT pimpinan Ali Kalora yang terjadi pada Jumat (27/11/2020) lalu yang menewaskan empat orang warga desa setempat.
Foto:

Selanjutnya, terjadi saling lempar ke perkampungan berbeda agama. Saling serang dan bakar rumah penduduk dan rumah ibadah. Bahkan, saling bunuh!

Mengerikan melihat mayat dari kedua belah pihak tergeletak di jalan-jalan dan mengapung di sungai-sungai. Ribuan massa dari keduanya saling baku bunuh.

Siapa yang menyulut terlebih dahulu? Tidak jelas. Yang jelas, kedua masyarakat berbeda agama itu tersulut emosi.

Pemerintah telat mengantisipasinya. Seharusnya, pemerintah sudah menetapkan keadaan sebagai darurat sipil! Namun, hal itu tidak dilakukan. Aparat kepolisian tak lagi berwibawa menghadapi dua laskar yang sudah mendidih darahnya.

Mengungkap Sosok 'Hantu' Ali Kalora, Jadi Target Kapolri, Bikin Teror Warga  dan Mutilasi Korbannya - Tribun Batam

Sejumlah polisi pun tewas. Bagi saya saat itu, di Poso seharusnya sudah diberlakukan darurat militer untuk menjaga kewibawaan pemerintah. Namun, negara kala itu seperti tidak hadir di sana.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menganggap Pemerintah Indonesia gagal melindungi warga yang berbeda agama dan keyakinan itu. Sampai kemudian, muncul tokoh seperti Santoso yang dianggap pahlawan bagi umat Islam Poso serta Tibo yang dianggap pahlawan bagi umat Kristen Poso.

Gila! Itulah kata yang bisa saya ungkapkan mengenai figur-figur tersebut dan gagalnya pemerintah menyelesaikan kasus Poso. Perjanjian Malino hanya di atas kertas karena kewibawaan pemerintah sudah tidak ada.

Saya tidak ingin dan tidak bermimpi ada kasus seperti itu lagi di bumi nusantara. Sesama anak bangsa bertikai dan saling bunuh atas nama Tuhan-Nya adalah tindakan keji dan biadab.

Damailah Indonesiaku!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement