REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas) ke-10 secara daring dan luring di Hotel Sultan, Jakarta pada 25-27 November 2020.
Wakil Ketua Umum MUI, KH Muhyiddin Junaidi, menyampaikan Munas MUI akan menghasilkan produk yang bermanfaat bagi umat Islam dan bangsa Indonesia.
Kiai Muhyiddin mengatakan, segala sesuatunya terkait Munas MUI sudah disiapkan panitia steering committee (SC) dan panitia organizing committee (OC).
"Kami yakin Munas MUI ke-10 ini Insya Allah bisa mengeluarkan banyak kesepakatan dan menghasilkan produk yang bermanfaat bagi umat Islam dan bangsa Indonesia," kata Kiai Muhyiddin saat konferensi pers daring tentang Munas MUI ke-10, Senin (23/11).
Ia menyampaikan, akan ada pergantian kepengurusan dan kepemimpinan MUI Pusat saat Munas. Mungkin akan terjadi perubahan-perubahan posisi jabatan dan lain sebagainya di MUI Pusat setelah Munas. Artinya akan ada wajah-wajah baru di MUI Pusat periode 2020-2025.
Wajah-hajah baru itu diharapkan bisa menjadi amunisi tambahan bagi MUI dalam menyuarakan kebenaran dan menyampaikan dakwah yang rahmatan lil alamin. "Dan membumikan, kami punya tagline himayatul ummah dan shodiqul hukumah, (MUI) sebagai pelayan umat dan mitra yang loyalis serta kritis bagi pemerintah," ujarnya.
Karena sedang masa pandemi Covid-19, Kiai Muhyiddin mengatakan, Munas MUI ke-10 ini akan dilakukan dengan dua cara, yakini secara daring dan luring. Peserta Munas yang hadir secara luring atau hadir langsung secara fisik tidak sebanyak seperti Munas MUI 2015.
Ini semua dilakukan karena MUI taat pada kebijakan pemerintah Indonesia terutama dalam hal menegakkan protokol kesehatan demi menjaga diri pandemi Covid-19 MUI kepada semua pihak yang telah membantu menyelenggarakan Munas ini mengucapkan terima kasih. Kepada pihak pemerintah khususnya bagian keamanan dan semuanya juga menyampaikan terimakasih.
"Mudah-mudahan Munas MUI yang ke-10 ini akan menjadi role model bagi organisasi-organisasi lain yang akan menyelenggarakan Munas di era pandemi Covid-19," ujarnya.
Wakil Ketua Umum MUI ini meyakinkan bahwa Insya Allah MUI akan menegakkan protokol kesehatan secara tegas dan secara ketat. MUI yakin menjaga keselamatan jiwa jauh lebih penting daripada menyelamatkan yang lain-lain seperti menyelematkan sektor ekonomi.
Sementara itu, Ketua MUI Bidang Ukhuwah Islamiyah, KH Marsudi Syuhud, menambahkan, Munas yang dilaksanakan lima tahun sekali ini tidak lain untuk melakukan perintah PD/PRT khususnya pemilihan pengurus.
"Munas ini adalah sarana musyawarah tertinggi untuk menentukan keberlangsungan organisasi kita dalam kaitannya dengan kepengurusan. Nanti akan ada pemilihan ketua umum dan seluruh perangkat-perangkatnya dari pengurus harian, pengurus wantim, dan lain sebagainya," jelasnya.
Pada Senin (23/11), sekitar 80 peserta dan panitia Munas MUI yang akan hadir di Hotel Sultan melakukan tes swab PCR di Gedung MUI Pusat. Mereka yang akan menghadiri Munas secara langsung harus dipastikan bebas Covid-19.