Sabtu 21 Nov 2020 12:13 WIB

Saudi Alokasikan Rp 7 Triliun demi Riset Covid-19

Saudi mengalokasikan dana sekitar Rp 7 triliun untuk penelitian vaksin covid 19

Rep: Rizky suryarandika/ Red: Esthi Maharani
Relawan Arab Saudi memeriksa suhu tubuh rekannya menyusul pandemi virus Covid-19 di Riyadh, Arab Saudi, 10 Mei 2020.
Foto: Reuters
Relawan Arab Saudi memeriksa suhu tubuh rekannya menyusul pandemi virus Covid-19 di Riyadh, Arab Saudi, 10 Mei 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menteri Kesehatan Arab Saudi Tawfiq al-Rabiah menyatakan komitmen negaranya memerangi Covid-19. Komitmen itu disampaikan dalam diskusi meja bundar G20 dimana pada tahun ini Saudi bertindak sebagai tuan rumah.

"Arab Saudi mengalokasikan setengah miliar dolar (Rp7 triliun) untuk penelitian vaksin," kata al-Rabiah dilansir dari Al Arabiya pada Sabtu (21/11).

Di tingkat nasional, Saudi telah secara proaktif melakukan langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menahan wabah Covid-19. Saudi ingin menunjukkan kesehatan dan keselamatan masyarakat selalu didahulukan.

Al-Rabiah menekankan kementeriannya telah memperkenalkan aplikasi digital baru yang digunakan untuk memanfaatkan karantina dan memantau kasus. Tujuannya memastikan keamanan semua dan kesehatan masyarakat secara umum, terutama selama haji tahun ini.

"Dunia perlu berinvestasi dalam sistem yang lebih tangguh yang akan menahan (pandemi) apa pun yang mungkin kita alami di masa depan sehingga kita tidak pernah menyaksikan kerugian itu lagi," ujar al-Rabiah.

CEO Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi, Seth Barkley mengatakan bahwa dunia tidak dapat lagi mengalami epidemi. Ia mendukung bantuan yang digelontorkan Saudi bagi penelitian Covid-19.

"Penyakit lain perlu dikendalikan, dan alat terbaik yang kami miliki adalah vaksinasi," ucap Barkley.

Sementara itu, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom mengapresiasi Saudi atas kepemimpinan di G20 tahun ini. Ia mengakui bahwa ini bukan tahun yang mudah namun Saudi cepat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

"WHO menanti untuk berpartisipasi dalam KTT pemimpin besok," ucap Adhamom.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement