REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- UNESCO membuka kompetisi desain internasional untuk proyek pembangunan masjid Nouri di Mosul, Irak. Masjid tersebut rusak dalam pertempuran Mosul pada 2017.
Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay mengatakan, desain masjid harus menggabungkan struktur aula sholat dan bangunan bersejarah lainnya. Selain itu, dapat menghadirkan ruangan lain yang bisa didedikasikan untuk kegiatan pendidikan, sosial, dan budaya.
“Rekonstruksi dan rehabilitasi kompleks sejarah yang penting ini mengirimkan sinyal yang kuat tentang ketahanan dan harapan, sebagai langkah pertama menuju kohesi sosial dan rekonsiliasi di Irak pascakonflik," ujar Azoulay dilansir dari GCR, Jumat (20/11).
Menurut Azoulay, pemulihan situs bersejarah untuk semakin memperkuat simbol kepemilikan, komunitas, dan identitas. Sehingga dapat memfasilitasi warga Muslim untuk memulihkan ingatan mereka dan kembali menghidupkan kota tempat tinggal mereka.
Menteri Kebudayaan Irak, Hasan Nadhem mengatakan, peluncuran kompetisi arsitektur ini merupakan kesempatan bagi para talenta dunia untuk berpartisipasi dalam membangun kembali Masjid Al-Nouri dan menara Al Hadba. "Ini berarti memulihkan rasa hormat terhadap warisan Irak dan lebih khusus lagi, warisan Mosul," kata Nadhem.
UNESCO berkoordinasi dengan Kementerian Kebudayaan Irak dan Sunni Irak serta dukungan dari Uni Emirat Arab dalam menyelenggarakan kompetisi desain internasional untuk Rekonstruksi dan Rehabilitasi kompleks Al Nouri di Mosul. Kompetisi desain internasional dimulai pada 16 November 2020.
UNESCO berharap dapat menarik pengajuan dari berbagai arsitek atau tim arsitek dan insinyur dari seluruh dunia, untuk mengajukan proposal desain rekonstruksi dan rehabilitasi kompleks Al Nouri. Kompetisi desain dibuka hingga 26 Maret dan pemenangnya akan diumumkan pada musim semi.
https://www.globalconstructionreview.com/news/unesco-seeks-architect-rebuild-mosuls-nouri-mosque/