REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Seorang jetman (atlet beratraksi di udara) Vincent Reffet (36 tahun), yang kerap melakukan aksi menantang, meninggal dunia dalam kecelakaan latihan di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Selasa (17/11). Prestasinya sudah tidak diragukan lagi, dia selalu terbang menantang batas.
Dilansir di New York Times, Kamis (19/11), Reffet telah menorehkan prestasi luar biasa. Aksi menantang mautnya, termasuk lompatan memecahkan rekor dari platform di atas Burj Khalifa, gedung tertinggi di dunia setinggi 830 meter. Selain itu, dia juga pernah menukik ke dalam pesawat dari gunung setinggi 13 ribu kaki di Swiss.
Jetman Dubai, di mana dia menjadi anggotanya, mengonfirmasi kematiannya tetapi tidak memberikan perincian lebih lanjut. Polisi di Dubai dan Otoritas Penerbangan Sipil Umum Uni Emirat Arab tidak menanggapi permintaan komentar.
"Vince adalah atlet bertalenta dan anggota yang sangat dicintai serta dihormati di tim kami," kata Jetman Dubai dalam sebuah pernyataan, dan menambahkan bahwa kelompok itu bekerja dengan pihak berwenang.
Sebelumnya, Reffet juga telah menarik perhatian jetman asal Swiss, Yves Rossy, orang pertama yang terbang dengan sayap berpeluncur jet. Ia kemudian mengundang Reffet untuk menjadi jetman kedua untuk grupnya.
Di Dubai, grup tersebut bekerja dengan XDubai, merek olahraga ekstrem yang didukung oleh putra mahkota. Dalam satu aksi yang menjadi viral, pasangan itu terbang dengan jetpack di atas kota Dubai di samping Emirates Airbus 380, pesawat penumpang terbesar di dunia.
Reffet dibesarkan di Annecy, di timur Prancis. Menurut sebuah biografi di situs Redbull, dia diperkenalkan ke dunia aksi udara pada usia dini.
Ia melakukan lompatan solo pertamanya pada 2000. Banyak dari prestasinya dibuat dengan temannya dan kolaborator dekatnya Frederic Fugen.
View this post on Instagram
Dalam sebuah wawancara, Reffet mengaku senang bisa terbang bebas, terlebih lagi dengan menggunakan jetpack. "Ini adalah sensasi kebebasan. Ketika saya terjun payung, saya memiliki perasaan kebebasan seperti ini. Saya suka pergi ke mana pun yang saya inginkan, tetapi selalu turun. (Namun, dengan jetpack) Saya bisa terbang seperti burung," kata dia kepada The Associated Press pada 2015.
Adapun BASE jumping merupakan salah satu olahraga rekreasi paling berbahaya di dunia, bahkan bila dilakukan dengan jetpack. Reffet juga sadar akan bahaya yang mengancam dalam aksinya.
"Untuk menjadi mandiri sepenuhnya, ada risiko, Anda tahu, kehilangan hidup. Ada yang tidak beres, Anda harus bertindak cepat," katanya dalam sebuah film dokumenter, Loft: The Jetman Story.
Para penggemar memberikan penghormatan kepada Reffet di halaman Instagram-nya pada Rabu (18/11). Beberapa mengatakan dia telah menginspirasi mereka untuk memasuki dunia olahraga.
"Anda dan Fred adalah alasan saya mulai melompat tujuh tahun yang lalu," tulis seseorang.