REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Orang mukmin merupakan seorang muslim yang dapat memenuhi kehendak Allah dan memiliki iman kuat dalam hatinya. Jika disebut nama Allah SWT, maka orang-orang yang beriman itu akan gemetar hatinya.
Dikutip dari Kitab “Nashaihul ‘Ibad” karya Syekh Nawawi, Khalifah Utsman Affan bertutur bahwa hendaknya orang mukmin takut terhadap enam perkara.
Pertama, yaitu takut kepada Allah SWT apabila Dia mencabut iman dari dirinya pada saat sakaratul maut. Karena itu, Ibnu Mas’ud selalu berdo’a:
اللَّهمَّ إنِّي أسألُك إيمانًا لا يرتَدُّ ونعيمًا لا ينفَدُ ومرافقةَ محمَّدٍ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم في أعلى جنَّةِ الخُلدِ
“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu keimanan yang tak tergoyahkan, kenikmatan yang tak berkesudahan, kebahagiaan hati yang tiada terputus dan kenikmatan bersanding dengan Nabi Muhammad SAW di dalam surga yang paling tinggi dan abadi.”
Kedua, orang mukmin hendaknya takut kepada para malaikat pencatat amal apabila mereka mencatat perbuatan yang sangat memalukan untuk dibeberkan pada Hari Kiamat. Nabi bersabda: “Malu di dunia lebih ringan daripada malu di akhirat.” (HR at-Thabrani dari Fadh).
Ketiga, takut kepada setan manakala merusak pahala amalnya yang baik. Keempat, orang mukmin hendaknya juga takut kepada Malaikat Izrail jika mencabut nyawanya secara tiba-tiba dalam keadaan lalai terhadap Allah.
Kelima, orang mukmin hendaknya takut kepada dunia (kesenangan dan segala perhiasannya) manakala akan memperdaya dan menyibukkannya dari mengingat akhirat atau melupakan kondisi-kondisi mencekam di akhirat.
Ketakutan orang mukmin yang terakhir atau keenam adalah takut terhadap keluarga manakala urusan mereka akan menyibukkannya, sehingga melupakannya dari mengingat Allah dan ketaatan kepada Allah SWT.