Selasa 10 Nov 2020 18:58 WIB

Ketika Takbir Bung Tomo Gelorakan Semangat Pejuang

Arek-arek Suroboyo menyatakan diri siap berjihad pada 10 November 1945.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Ketika Takbir Bung Tomo Gelorakan Semangat Pejuang. Bung Tomo
Foto:

Sosok Bung Tomo tentu saja sosok yang religius. Sebab, dia yakin dengan jihadnya dari para kiai bisa menjadi senjata yang paling ampuh untuk mengusir penjajah. Jihad hanya boleh difatwakan oleh para ulama yang otoritatif untuk melawan kezaliman, termasuk yang utama adalah kolonialisme.

Setelah keluarnya Resolusi Jihad, para kiai membentuk pasukan fisabilillah yang dipimpin oleh KH Masykur dan terjadilah pertempuran 10 November. “Efek resolusi jihad itu bergulir di tengah umat yang dengan gigih menyerang penjajah walau dengan senjata yang amat sederhana, yaitu bambu runcing dan seruan komando Allahu Akbar,” ujar Baharun.

Bung Tomo bukanlah santri yang menjalani ilmu agama di pesantren. Dia dikenal sebagai sosok yang dekat dengan kalangan para ulama.

“Waktu itu rata-rata para pejuang itu santri. Apakagi kalo yang mendorong anak-anak muda ini arek-arek Suroboyo adalah kiai. Jadi secara umum disebut santri walaupun Bung Tomo bukan orang yang hidup di pesantren. Tapi beliau memang sejak kecil dibesarkan dengan tradisi santri,” kata Tiar.

Isi pokok resolusi jihad adalah penegasan NICA dan Jepang sebagai kelompok kriminal yang sering mengganggu ketenteraman umum serta aksi perlawanan rakyat mempertahankan kemerdekaan. Oleh karena itu, pemerintah pusat harus cepat tanggap dalam mengambil sikap dan langkah tegas.

Baca juga: Pahlawan tak Dikenal Masa: Peran Ulama dan Santri

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement