REPUBLIKA.CO.ID, TEHRAN – Facebook menghapus beberapa akun yang konon berasal dari Iran dan Ikhwanul Muslimin. Akun itu disinyalir digunakan untuk kegiatan terkoordinasi yang masing-masing mereka lakukan pada Oktober 2020.
Raksasa media sosial itu merilis Laporan Perilaku Tidak Otentik Terkoordinasi Oktober 2020 pada Kamis lalu.
Facebook mendefinisikan perilaku seperti itu sebagai upaya terkoordinasi untuk memanipulasi debat publik untuk tujuan strategis di mana akun palsu menjadi pusat operasi.
Untuk tujuan ini, Facebook menghapus 12 akun, dua halaman, dan 307 akun Instagram yang dikatakan dioperasikan perusahaan teknologi informasi Iran EITRC, kata perusahaan itu dalam siaran pers. Kisah-kisah itu berusaha mempengaruhi opini publik di Israel. Dilansir dari laman Al-monitor, Sabtu (7/11).
Mereka mengunggah secara kritis dalam bahasa Ibrani dan Arab tentang protes terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan situasi virus corona di negara itu. Akun yang berbasis di Iran juga mengunggah tentang korupsi di Irak, menurut laporan lengkap.
Pemerintah Iran menentang keberadaan Israel dan mempersenjatai beberapa kelompok proksi yang memerangi negara Yahudi, termasuk Hizbullah di Lebanon. Di Irak, Iran memiliki beberapa sekutu politik, termasuk beberapa kelompok di dalam Unit Mobilisasi Populer.
Facebook juga mengatakan telah menghapus 31 akun, 25 halaman dan dua akun Instagram yang terkait dengan Ikhwanul Muslimin. Poster-poster ini berasal dari Turki, Mesir, dan Maroko.
Mereka mengunggah konten yang memuji pemerintah Turki dan Qatar serta mengkritik Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA). Satu posting berisi klaim tidak berdasar bahwa Emirates berencana untuk menggulingkan pemerintah Tunisia, misalnya, sesuai laporan.
Turki dan Qatar bersahabat dengan Ikhwanul Muslimin. Sementara Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan sekutunya dengan gigih menentang kelompok tersebut. Facebook juga menghapus akun dari Afghanistan, Georgia, Ukraina, Venezuela, dan negara lain.
Ini bukan pertama kalinya Facebook melakukannya setelah operasi informasi Iran. Bulan lalu, Facebook menghapus akun dari Iran yang mengunggah tentang pemilihan presiden Amerika Serikat.
Beberapa hari sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat mengatakan Iran berada di belakang email ancaman yang dikirim ke pemilih Amerika Serikat, meskipun Iran membantah tuduhan itu.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan mantan Wakil Presiden Joe Biden membahas laporan campur tangan Iran dalam pemilihan selama debat terakhir presiden.