REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan hasil Pemilihan Presiden AS tidak penting bagi negaranya. Dia mengatakan, siapa pun yang dipilih warga Amerika sebagai pemimpin berikutnya, tidak ada sangkut-pautnya dengan Iran.
"Bagi Teheran, kebijakan pemerintahan AS berikutnya memang penting, tetapi bukan soal siapa yang memenangkan pemilihan AS. Kami ingin dihormati, dengan tidak dikenakan sanksi. Tidak peduli siapa yang memenangkan Pemilu AS, yang kami inginkan adalah AS kembali ke hukum, kembali ke kesepakatan internasional dan multilateral," kata Rouhani dalam rapat kabinet, dilansir di Al-Monitor, Kamis (5/11).
Rouhani merujuk pada perjanjian nuklir Iran 2015 yang ditarik oleh Presiden Donald Trump pada Mei 2018. Sejak AS keluar dari kesepakatan dan memberlakukan sanksi ekonomi yang melumpuhkan, Iran terus-menerus melanggar kewajiban nuklirnya dan memperkaya uranium melebihi apa yang diizinkan berdasarkan perjanjian.
Trump telah menyerukan kesepakatan baru yang lebih keras di Iran. Tetapi saingannya, Joe Biden, telah menyelamatkan kesepakatan saat ini, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama, sebagai prioritas utama kebijakan luar negeri. Jika Iran kembali patuh, Biden mengatakan akan bergabung kembali dengan pakta tersebut sebagai titik awal untuk negosiasi.
Pandangan Presiden Iran tentang Pemilu AS menggaungkan pandangan Pemimpin Tertinggi negara itu, Ayatollah Ali Khamenei. Dalam sambutan yang disiarkan televisi pada pada Selasa, Khamenei mengatakan bahwa kebijakan Teheran terhadap Washington tetap sama, terlepas dari siapa yang masuk atau keluar.
"Beberapa orang berbicara tentang apa yang akan terjadi jika ini atau itu terpilih. Ya, peristiwa tertentu mungkin terjadi tetapi itu bukan urusan kita. Kebijakan kita sudah diperhitungkan dan jelas," ujarnya.
Komentar Rouhani itu bertepatan dengan peringatan penyerbuan Kedutaan Besar AS di Teheran tahun 1979 dan krisis sandera selama 444 hari berikutnya. Demonstrasi anti-AS tahunan yang diadakan di Iran ini dibatalkan karena krisis virus corona yang sedang berlangsung di negara itu.
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menandai ulang tahun itu dengan pernyataan yang memberikan penghormatan kepada para penyintas Amerika. Pompeo menuturkan ingin menghormati pengorbanan yang dilakukan oleh para patriot dan mereka yang bekerja tanpa lelah untuk membebaskan mereka.
"Bahkan saat ini, rezim Iran terus menggunakan taktik penyanderaan yang tidak manusiawi untuk memajukan agenda destruktifnya," ucapnya.