REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Menteri Urusan Islam, Dakwah, dan Bimbingan Arab Saudi Abdullatif Al-Sheikh memperingatkan para pejabat kementerian dan penceramah agar tidak melalaikan tugas dan terlibat dalam praktik korupsi.
“Setiap karyawan yang terbukti melakukan pelanggaran, baik imam, pendakwah, atau pengamat akan dirujuk ke Otoritas Pengawasan dan Antikorupsi (Nazaha) untuk menghadapi konsekuensi tindakannya,” katanya saat berbicara kepada pejabat cabang kementerian di Madinah pada Senin, dilansir di Saudi Gazette, Rabu (4/11).
Al-Sheikh mengatakan ada pemberitahuan dari kementerian sebanyak 16 ribu pos yang ditempati oleh para imam tidak menjalankan tugasnya. Dia mengatakan semua pos ini telah direklamasi dan diganti oleh imam lain.
“Anda mungkin menemukan seorang pengkhutbah masjid yang tidak memenuhi kewajibannya memimpin sholat jamaah dan dia masih mendapatkan gajinya. Apakah diperbolehkan bagi pengkhutbah seperti itu untuk memakan uang terlarang ini?” ujar dia.
Menteri mencatat, ada 15 ribu pekerjaan pengabdi masjid dan hanya sebagian kecil yang melaksanakan tugasnya. Dia menyerukan kerja sama semua orang untuk memperbaiki kekurangan dan akuntabilitas tugas yang dipercayakan. Kementerian juga telah menemukan banyak pelanggaran, termasuk korupsi terkait pekerjaan.
“Ini merupakan tanggung jawab besar bagi kami dan kami harus melakukan apa yang telah dipercayakan kepada kami dengan merawat rumah Tuhan adalah salah satu prioritas yang harus kita tekuni. Setiap dari kita bertanggung jawab atas apa yang dipercayakan kepadanya dan kita tidak akan mentoleransi siapa pun yang gagal," kata dia.
Al-Sheikh meminta semua karyawan melaporkan kepadanya kasus korupsi atau kelalaian melalui teleponnya sepanjang waktu. Al-Sheikh menunjukkan kementeriannya telah membuat kemajuan yang mencapai tingkat sangat baik dalam memperbaiki situasi di dalam kementerian serta adanya ambisi untuk naik ke tingkat sangat baik.
Al-Syaikh menekankan ada karyawan yang bekerja sangat tekun dan dengan dedikasi yang mewujudkan aspirasi pemimpin maupun rakyat. Ada pula yang gagal karena kelalaian dan tidak bertanggung jawab.
Dia mencatat sejumlah karyawan datang pada pukul 07.00 dan pulang pada pukul 14.30. Namun, di lingkungan syariah, hal itu dianggap sebagai kinerja buruk.
“Jadi kita harus meninjau diri kita sendiri dengan rasa takut kita akan Tuhan dan meminta pertanggungjawaban diri kita sebelum kita dimintai pertanggungjawaban. Negara kuat dalam tindak lanjutnya yang terus menerus dan lembaga pemantau sedang melakukan pekerjaannya secara maksimal,” ujar dia.
Al-Sheikh mengecam sejumlah pegawai yang bertugas berdakwah dan mengurus rumah Tuhan yang memiliki rasa ketidakpedulian. Dia itu juga mengkritik ketidakpedulian sebagian karyawan dan imam yang malas dengan mengatakan beberapa dari mereka melakukan pekerjaan palsu.
Al-Sheikh mengingatkan setiap pejabat yang berkolusi dengan kolega semacam ini, mereka melakukan dua kesalahan. Pertama, dosa pengkhianatan dan dosa membiarkan saudara Muslimnya mengambil uang secara tidak sah dan melakukan ketidakadilan kepada orang lain.
https://saudigazette.com.sa/article/599923/SAUDI-ARABIA/16000-non-performing-mosque-imams-replaced