REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia menyatakan keprihatinan besar karena adanya permusuhan terbuka terhadap Muslim dan dengan keras mengutuk retorika yang menghasut dan tindakan provokatif yang berusaha mencemarkan nama baik Islam.
Menteri Luar Negeri Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein mencontohkan beberapa tindakan tersebut seperti yang disaksikan dunia baru-baru ini dalam bentuk pidato Presiden Prancis Emmanuel Macron dan penerbitan karikatur penghujatan yang menggambarkan Nabi Muhammad.
“Malaysia berkomitmen menjunjung tinggi kebebasan berbicara dan berekspresi sebagai hak asasi manusia selama hak-hak ini dijalankan dengan hormat dan tanggung jawab agar tidak melanggar hak orang lain. Dalam konteks ini, mencemarkan dan menodai Nabi di Islam dan mengaitkan Islam dengan terorisme tentu di luar cakupan hak-hak tersebut. Tindakan seperti itu provokatif dan tidak menghormati Islam dan lebih dari dua miliar Muslim di seluruh dunia,” katanya dalam sebuah pernyataan dilansir di Malay Mail, Rabu (28/10).
Pernyataan Hishammuddin muncul di tengah reaksi keras di seluruh dunia Islam atas pernyataan publik Presiden Prancis Emmanuel Macron yang membela hak menerbitkan karikatur Nabi Muhammad, yang dianggap menghujat dalam Islam.
Macron membuat pernyataan di acara peringatan untuk guru sekolah menengah Samuel Paty, yang dibunuh setelah dia diduga menunjukkan kepada siswanya beberapa karikatur Nabi Muhammad, yang diterbitkan oleh majalah satir Charlie Hebdo pada tahun 2015, di kelas tentang kebebasan berekspresi.
Hishammuddin mengatakan Malaysia, sebagai negara Islam yang demokratis dan moderat dengan masyarakat multi-etnis dan multi-agama, terus mempromosikan dan memelihara hubungan yang harmonis dan hidup berdampingan secara damai. Hal itu berlaku tidak hanya di antara orang-orang kita yang berbeda keyakinan dan keyakinan tetapi juga di konteks komunitas global yang beragam.
“Malaysia akan terus bekerja dengan komunitas internasional untuk mempromosikan rasa saling menghormati antaragama dan mencegah ekstremisme agama di semua tingkatan,” katanya.
Terkait perkembangannya, Gerakan Pemuda Muslim Malaysia (ABIM) mengimbau umat Islam di Malaysia dan di seluruh dunia untuk memboikot produk Prancis. Presiden ABIM Muhammad Faisal Abdul Aziz mengatakan sangat disesalkan Macron telah membuat tuduhan dengan unsur Islamofobia dengan bersembunyi di balik kebebasan berekspresi.
“Sebagai organisasi yang mengedepankan kerukunan umat beragama, ABIM mengutuk pembunuhan brutal terhadap Samuel Paty dan pada saat yang sama mengkritik keras pernyataan presiden Prancis tersebut.
“Padahal, ABIM meyakini kepekaan beragama harus dihormati, di mana keberagaman agama harus mengarah pada kerukunan dan persatuan, dan tidak menimbulkan konflik antar manusia,” katanya dalam sebuah pernyataan.