REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Kepala Rabi Yahudi Prancis, Haim Korsia memuji tindakan keras Pemerintah Prancis terhadap kelompok Islamis radikal. Dia menulis dalam sampingan laman editorial (op-ed) di surat kabar Le Figaro pada Rabu (21/10).
Dilansir dari laman Times of Israel pada Kamis (22/10), Op-ed dari Korsia tampil menyusul berita bahwa Kementerian Dalam Negeri Prancis telah membubarkan kelompok yang terinspirasi Hamas. Hal tersebut sebagai bagian dari serangkaian tindakan yang dipicu pemenggalan kepala seorang guru sejarah pada 16 Oktober di dekat Paris.
Adapun guru tersebut, Samuel Paty, telah dibunuh oknum pengungsi Muslim dari Chechnya. Sebelumnya Paty menunjukkan kepada siswanya karikatur Nabi Muhammad, yang juga telah memicu serangan mematikan terhadap majalah satir Charlie Hebdo pada 2015. "Tidak ada serigala sendirian… (dan) tidak ada indoktrinasi otomatis," tulis Korsia.
"Sebaliknya: Semangat para teroris yang dibuat di Prancis adalah bagian dari peningkatan pahlawan, peningkatan untuk kengerian, pemuliaan yang dijamin kekuataan multinasional fanatik. Itulah yang menjadi target," lanjutnya.
Kelompok tersebut, Cheikh Yassine Collective dinamai berdasarkan salah satu pendiri Hamas yang terbunuh dalam serangan Israel pada 2004. Beberapa tersangka juga telah ditangkap otoritas Prancis dan setidaknya satu masjid ditutup sementara.
Bahkan sebelum pembunuhan Paty, Presiden Prancis, Emmanuel Macron telah mengumumkan sebuah rencana yang dia sebut sebagai serangan terhadap separatisme Islam. Rencana tersebut bertujuan untuk melarang sekolah Muslim yang menjadi tempat-tempat indoktrinasi Islam lainnya, yang menurut Macron membahayakan integritas republik.
Sumber: https://www.timesofisrael.com/french-chief-rabbi-lauds-governments-crackdown-on-radical-islam/