REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Layanan kepada jamaah umrah begitu diperhatikan pemerintah Arab Saudi demi untuk mencegah munculnya klaster baru karena umrah mulai 4 Oktober lalu mulai dibuka kembali. Imbasna, kini untuk masuk ke Masjidil Haram bukanlah hal mudah. Semuanya harus melalui izin dan ditentukan waktunya. Syarat kesehatan lain pun dikenakan kepada para jamaah umrah, sekalipun itu warga Makkah.
Hingga hari ini, setidaknya 4.000 pekerja telah dipekerjakan, 100.000 masker wajah disediakan dan 9.000 sajadah yang telah dibersihkan telah disediakan pada musim Umrah ini. "Tujuannya untuk memastikan kesehatan dan keselamatan jamaah di tengah pandemi virus corona yang sedang berlangsung, Ini menurut pihak berwenang di Makkah,” kata Ketua UmumPerhimpunan Pengusaha Travel Haji dan Umrah (Himpuh), Baluki Ahmad, seraya mengutip pemberitaan berbagai media Arab Saudi dan laporan langsung dari ‘mukimin’ Makkah kepadanya, Ahad (18/10).
Baluki mengatakan sikap sangat cermat dan hati-hati itu dilakukan karena pemerintah Arab Saudi tak ingin terkena fitnah bila ajang ibadah umrah dituding sebagai salah satu pusat klaster baru Covid-19 dari publik dunia. "Mereka jelas tak ingin kecolongan sehingga membuat pelayanan kepada jamas umrah dibuat seketat mungkin, baik itu dari segi pengauran waktu hingga tata cara pelaksanaanya."
‘’Bila haji tahun ini jamaah haji dintasi hanya sampai 10 ribu orang.maka jamaah umrah pun begitu. Dalam sehari jamaah umrah yang bisa masuk Masjidil Haram hanya 6.000 orang saja,’’ ujarnya.
Sering dengan pengetatan umrah itu, melalui laman kantor berita Arab Saudi, Al Arabiya, diketahui bila pihak Presidensi Umum Masjidil Haram dan Urusan Masjid Suci Nabawi mengatakan telah mempekerjakan 4.000 pekerja yang dilengkapi dengan teknologi terbaru dan bahan ramah lingkungan untuk memastikan umrah yang aman dan sehat.
Dr. Abdul-Rahman bin Abdulaziz al-Sudais, kepala Presidensi Umum Masjidil Haram dan Urusan Masjid Suci Nabi, mengatakan bahwa 9.000 sajadah yang telah dibersihkan dan telah didistribusikan di halaman dua Masjid Suci, yakni Masjidil Haram dan Nabawi.
Selain itu ketentuan jaga jarak dilakukan secara ketat. Jarak dua meter telah ditempatkan di antara setiap sajadah dan tiga meter antara setiap baris selama sholat. Aturan ini dilaksanakan sebagai bagian dari ketentuan guna mematuhi pedoman keselamatan melaksanakan ibadah umrah di tengah pandemi virus corona.
Presidensi Umum Masjidil Haram dan Urusan Masjid Suci Nabawi pun menyatakan telah menyediakan beberapa pemberitahuan melalui situs inernet di Masjidil Haram untuk meningkatkan kesadaran, memberikan petunjuk dan menekankan pentingnya social distancing (jaga jarak). Mereka juga membagikan masker, pembersih, dan hadiah kepada para setiap jamaah umroh. Dan bila dibandingkan dengan hari biasa kapasitas Masjidil Haram dibatasi hanya sampai 30 persen saja.
“Di Masjidil Haram kini juga disediakan 100.000 masker, 2.000 hand sanitizer, dan bingkisan yang berisi tisu desinfektan, masker dan sajadah juga disediakan. Dan jamaah pun diminta mentaatinya dengan serius,’’ Direktur Jenderal Bina Sosial Kepresidenan Janadi Madkhali