Sabtu 10 Oct 2020 01:45 WIB

Pesantren Diminta Sadari Pentingnya Dakwah Digital

Pentingnya dakwah digital perlu disadari pihak pesantren.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
 Pesantren Diminta Sadari Pentingnya Dakwah Digital. Foto: Dakwah digital (ilustrasi).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pesantren Diminta Sadari Pentingnya Dakwah Digital. Foto: Dakwah digital (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesantren harus mulai menyadari pentingnya pemanfaatan teknologi seperti media digital atau media sosial untuk berdakwah. Hal ini disampaikan Direktur Pusat Studi Pesantren dan Fiqh Sosial, Umdatul Baroroh saat menjadi narasumber Muktamar Pemikiran Santri Nusantara Seri ke-2 bertema 'Pandemi dan Tantangan Media' yang digelar secara virtual pada Jumat (9/10).

Umdatul mengatakan, pesantren sekarang harus mulai menyadari pentingnya dakwah melalui teknologi digital. Faktanya sekarang pesantren tradisional masih mengalami keraguan dan belum muncul kesadaran maksimal tentang pentingnya dakwah digital.

Baca Juga

"Meskipun di tahun 2020 ini secara umum dengan adanya pandemi Covid-19 ada hikmah yang lebih baik dari sebelumnya tentang kesadaran pesantren terhadap media digital," kata Umdatul saat Muktamar Pemikiran Santri Nusantara Seri ke-2 dalam rangkaian acara Peringatan Hari Santri 2020, Jumat (9/10)

Ia menjelaskan, dulu mungkin teknologi digital dianggap tidak begitu berguna dan sebagian pesantren mungkin masih menghindari pemanfaatan teknologi digital untuk dakwah. Tapi saat menghadapi pandemi Covid-19, pesantren seperti dipaksa untuk melek digital dan mau menggunakan media sosial untuk dakwah serta pengajian.

Ia mengatakan, kalau berbicara pesantren adalah lembaga pendidikan untuk tafakufidin, maka pesantren juga punya tanggung jawab sebagai lembaga sosial kemasyarakat. Maka pesantren harus memfungsikan diri sebagai tempat atau lembaga yang mampu mentransformasikan keilmuan dan seluruh tradisi serta nilai-nilai dalam pesantren untuk memberdayakan masyarakat.

"Memberdayakan masyarakat melalui dakwah, baik dakwah yang sifatnya bil hal atau juga bil lisan atau bil kitabah, ini membutuhkan media, dulu orang tidak berpikir dakwah membutuhkan media digital dan media sosial, dulu hanya disampaikan dalam forum pengajian yang digelar secara masal," ujarnya.

 

Umdatul mengatakan, penggunaan media digital atau media sosial untuk dakwah harus mulai menjadi kesadaran bersama di pesantren. Sehingga pesantren tidak berpikir dakwah melalui media digital atau sosial hanya saat terjadi pandemi Covid-19. Saat selesai pandemi Covid-19, jangan sampai pesantren menghilangkan atau merasa tidak butuh dengan media digital atau media sosial.

Muktamar Pemikiran Santri Nusantara ini rangkaian dari acara Peringatan Hari Santri 2020 bertema 'Santri Sehat Indonesia Kuat'. Sejumlah narasumber yang hadir dalam Muktamar sesi ke-2 ini diantaranya Dirjen Pendis Kemenag Muhammad Ali Ramdhani, KH Imam Jazuli pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, Savic Ali Direktur NU Online, Cendekiawan Muslim KH Nadirsyah Hosen, Ulama dan budayawan KH Yusuf Cudlory.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement