REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Seorang cendekiawan Muslim terkemuka yang kini tinggal di Qatar Ali al-Qaradaghi mengkritik pernyataan presiden Prancis Emmanuel Macron tentang Islam.
Ia meminta Macron tidak mengkhawatirkan Islam karena tidak bergantung pada dukungan otoritas.
Al-Qaradaghi yang juga Sekretaris Jenderal Persatuan Internasional untuk Cendekiawan Muslim (IUMS) ini menulis sebuah pernyataan di Facebook yang disampaikan untuk Macron.
"Jangan khawatir tentang agama kami, karena tidak pernah bergantung pada dukungan otoritas atau mengangkat pedang memaksakan diri di hadapan orang-orang yang menentangnya," tulisnya seperti dikutip dari laman Anadolu Agency, Sabtu (3/10).
Ia juga menulis masa depan untuk agama Islam. Ia takut masa depan masyarakat yang menjadikan agama dan kesucian orang lain sebagai sasaran yang legal. Lebih lanjut ia juga menulis takut masyarakat atau otoritas kecanduan menciptakan musuh untuk dirinya sendiri.
"Kami mengasihani seorang penguasa yang masih hidup dalam krisis dan masalah perang agama di Abad Pertengahan. Jika benar-benar ada krisis, itu karena standar ganda dari beberapa politisi Barat," katanya.
Ia menekankan bahwa penguasa di sebagian besar negara Arab dan Islam adalah orang-orang yang Anda ciptakan atau seorang pembangkang yang direstui mencapai keputusan pada tengkorak orang yang tidak bersalah.
"Presiden Macron, Anda berada dalam krisis moral, kemanusiaan, dan krisis politik dan Islam tidak dapat menanggung beban para pemimpin kartun palsu yang menciptakan krisis dengan sponsor Anda," katanya.
Dalam pidato sebelumnya untuk membela sekularisme Prancis, Macron menggambarkan Islam sebagai agama yang mengalami krisis di seluruh dunia. Sontak, pernyataan orang nomor satu di Prancis itu memicu kecaman di berbagai kalangan Muslim di seluruh dunia.
Sumber: https://www.aa.com.tr/en/middle-east/muslim-scholar-slams-macrons-remarks-on-islam/1993847