REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Era normal baru belum benar-benar membuat segala sesuatu turut normal. Angka pasien yang terkonfirmasi Covid-19 terus meningkat hari ke hari. Pemerintah pun mengambil langkah untuk membatasi aktivitas di luar rumah. Di sisi lain, hal tersebut membuat perekonomian menjadi terhambat.
Kementerian Keuangan memproyeksi perekonomian Indonesia sepanjang 2020 adalah minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen. Dengan kata lain, teritori negatif kemungkinan terjadi pada kuartal tiga. Hingga akhir tahun ini, para ahli ekonomi pun memprediksi, akan ada 15 juta pekerja yang terkena imbas sehingga harus di-PHK oleh perusahaannya.
"Kondisi serba sulit tersebut membawa keterpurukan. Semangat kedermawanan dan sikap optimistis dapat menjadi ikhtiar bersama untuk bangkit dari keterpurukan ini. Sebuah gerakan kedermawanan perlahan akan membangun optimisme bangsa di masa pandemi dan resesi ekonomi," ujar Presiden ACT Ibnu Khajar saat peluncuran Gerakan Bangkit Bangsaku: Habis Gelap Bangkitkan Terang di Felfest IFC UI. Jalan Prof. Dr. Miriam Budiarjo, Kampus UI Depok, Rabu (30/9).
Menurut Ibnu, bersama seluruh elemen bangsa, gerakan ini berikhtiar mengatasi ancaman resesi, kelaparan, kemiskinan, sekaligus membangun kemandirian masyarakat.
"Pandemi ibarat kegelapan zaman yang menelan berjuta harapan tapi jika sadar, kita memiliki jalan keluar dari semua permasalahan. Lewat Gerakan Bangkit Bangsaku: Habis Gelap Bangkitkan Terang, ACT mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk optimis dan bersikap positif dalam menatap masa depan," jelasnya.
Dia menambahkan, dalam menyelesaikan kondisi darurat ini, dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai elemen bangsa untuk membangun optimisme dalam menghadapi dampak multidimensi akibat pandemi Covid-19.
"Habis Gelap Bangkitkan Terang diambil sebagai tagline gerakan nasional Bangkit Bangsaku untuk menularkan sebanyak-banyaknya sikap optimis. Sikap optimis diharapkan dimiliki oleh setiap masyarakat Indonesia untuk menapaki kehidupan dan menghidupkan sejuta harapan. Keterlibatan seluruh elemen bangsa seyogyanya membuat masalah terlihat kecil dan dapat teratasi. Insyaallah, optimisme juga membukakan jalan-jalan kemudahan," paparnya.
Gerakan Bangkit Bangsaku akan fokus pada penyelamatan tiga sektor vital yang kini sangat terdampak pandemi, yakni sosial, ekonomi, dan kesehatan. Di sektor sosial, ACT lanjut menopang kebutuhan pokok masyarakat Indonesia, utamanya pangan, melalui sejumlah program pangan. Hal ini mengingat pangan menjadi kebutuhan utama yang sulit dipenuhi di masa pandemi ini akibat keterpurukan ekonomi keluarga.
“Insya Allah kami akan terus mendampingi masyarakat Indonesia, memastikan stok pangan dari hulu ke hilir tersedia, sehingga seluruh masyarakat dapat terbantu. Misalnya saja di bagian hulu, kami fokus pada pendampingan para produsen pangan seperti petani, nelayan, dan sebagainya agar produksi pangan terus berlanjut. Hasil produksi pangan tersebut nantinya akan menjadi suplai untuk masyarakat di bagian hilir. Semua ini insyaallah akan menjangkau masyarakat urban dan pelosok negeri," tutur Ibnu.
Adapun program-program pangan tersebut di antaranya Lumbung Beras Wakaf, Lumbung Ternak Wakaf, Lumbung Air Wakaf, Lumbung Sedekah Pangan, Operasi Pangan Gratis, Operasi Beras Gratis, Operasi Makan Gratis, Humanity Care line, dan lainnya. Tidak hanya pangan, penyelamatan di sektor sosial juga mencakup pemberian bantuan biaya hidup bagi para guru dan dai prasejahtera di Indonesia.
"Sementara di sektor ekonomi, ACT membantu para pelaku usaha mikro dan ultra mikro bertahan dan bangkit di tengah ancaman resesi ekonomi. Hal ini diharapkan mampu mendorong perekonomian bangsa yang banyak disokong dari sektor UMKM," ungkapnya.
Di sektor kesehatan, lanjut Ibnu, ikhtiar preventif terhadap penyebaran virus corona terus digencarkan. Sejumlah ikhtiar tersebut antara lain aksi disinfeksi, penyediaan APD bagi pejuang medis, hingga dukungan pangan dan multivitamin bagi tenaga kesehatan yang menangani langsung kasus Covid-19.
"Bangsa kita butuh disemangati sebuah gerakan, penyadaran terhadap berbagai permasalahan, pembuka jalan solusi dan implementasi nyata, serta penjaga optimisme tetap menyala. Seluruh aksi ini membutuhkan kolaborasi besar berbagai elemen masyarakat. Semua anak bangsa diundang kontribusinya, menyiarkan semangat dan ide untuk bangkitkan bangsa. Bersama, kita akan gulirkan bola salju kepedulian kita untuk Indonesia," katanya.