REPUBLIKA.CO.ID, Mental yang kuat sangat penting untuk menghadapi pandemi Covid-19, terlebih bagi orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Dengan mental yang kuat seseorang yang menjalani karantina akan dapat terhindar dari keputusasaan.
Namun, keputusasaan bisa membuat seseorang bertindak lain. Misalnya secara sengaja menularkan penyakit kepada orang lain. Bagimana Islam memandang ini?
Penceramah yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Persatuan Islam (Persis) Ustaz Jeje Zainuddin menjelaskan perbuatan yang menyebarkan penyakit yang diderita seperti Covid-19 kepada orang lain agar sama-sama tertular merupakan perbuatan yang sangat dimurkai Allah sebab telah mendzolimi saudaranya. Padahal, dalam Islam seorang Muslim diperintahkan untuk saling menjaga keselamatan sesama.
"Jika mengharapkan kematian saja yang tidak merugikan siapa pun dilarang oleh Islam, apalagi dengan keputusasaan itu ingin membagi penderitaan dan malapetaka kepada orang lain dengan cara menularkan penyakit yang berbahaya yang ada pada dirinya kepada orang lain, tentu sangat-sangat dimurkai Allah. Prinsip ajaran Islam itu justru memberi keselamatan kepada orang lain," katanya.
Ustaz Jeje mengatakan dalam sejumlah hadits dijelaskan bahwa sejatinya seorang Muslim yang sebenarnya adalah mereka yang menyelamatkan saudaranya dari gangguan tangan dan lisannya. Selain itu pada hadits lainnya disebutkan bahwa seorang Muslim hendaknya tidak membuat kesusahan terhadap orang lain.
Dengan demikian, jelaslah bahwa perbuatan menyebarkan penyakit yang diderita kepada orang lain dengan sengaja seperti halnya Covid-19 merupakan perbuatan yang dilarang dalam Islam.
"Jadi jika seorang Muslim berputus asa dengan penyakit yang menimpanya lalu ia berpikir dan bertindak menyebarkan penyakitnya kepada orang lain, sungguh telah hilang hakikat kemusliman dia sebagaimana ditegaskan dalam Al Quran dan sunah nabi Muhammad," katanya.