REPUBLIKA.CO.ID, NEOM -- Kabinet Arab Saudi menyoroti ketertarikan Kerajaan pada rencana persatuan, kedaulatan dan integritas wilayah Arab. Kabinet juga menolak segala ancaman yang menggoyahkan kawasan itu seperti yang terlihat pada pertemuan terakhir para menteri luar negeri Liga Arab.
Pertemuan tersebut membahas perkembangan keamanan, politik, dan sosial di Timur Tengah. Dalam sesi virtual yang dipimpin oleh Raja Salman, Kabinet menegaskan kembali dukungan untuk perjuangan Palestina dan solusi adil dan komprehensif untuk meraih kemerdekaan, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya sesuai dengan resolusi internasional dan Arab Peace Initiative.
Kabinet juga menyatakan kecaman Arab Saudi atas eskalasi permusuhan dan teroris oleh milisi Houthi yang didukung Iran, yang menargetkan warga sipil dan objek sipil di Kerajaan dengan rudal balistik dan drone bermuatan bom secara sistematis dan disengaja.
Di sisi lain, kabinet memuji Pasukan Gabungan Koalisi untuk memulihkan legitimasi di Yaman karena berhasil menghadapi ancaman ini dan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi warga sipil dan objek sipil. Di awal sesi pertemuan virtual ini, Raja Salman memberi pengarahan kepada Kabinet tentang pesan yang dia terima dari Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa.
Dia juga memberi pengarahan kepada Kabinet tentang panggilan telepon dengan Presiden China Xi Jinping, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Perdana Menteri India Narendra Modi mengenai tindakan G20 dan upaya untuk menghadapi efek pandemi virus corona. Raja Salman juga menegaskan keinginan Kerajaan untuk bekerja dengan negara-negara G20 untuk melayani rakyat, mendukung ekonomi global, dan mengurangi konsekuensi pandemi.
Dalam pidatonya, Raja Salman menekankan kembali prioritas utama saat ini adalah untuk mengatasi pandemi dan dampak kesehatan, sosial dan ekonomi. Adapun upaya di G20 tahun ini, kata dia, difokuskan
Di kesempatan berbeda, Menteri Penerangan Arab Saudi Majid Al-Qasabi memuji pencapaian Kerajaan sebagai peringkat pertama di antara negara-negara anggota G20 dalam hal daya saing selama tiga tahun terakhir, menurut Laporan Daya Saing Dunia yang dikeluarkan oleh European Center for Digital Competitiveness. Dia juga mengaitkan pencapaian ini dengan dukungan yang diberikan oleh Penjaga Dua Masjid Suci dan Putra Mahkota untuk sektor komunikasi dan teknologi informasi selama beberapa tahun terakhir.
"Pencapaian ini mencerminkan lompatan kualitatif yang telah dibuat Kerajaan dalam hal infrastruktur digital, pengembangan kapasitas digital, dan proyek mega digital dan mencerminkan kedewasaan regulasi digital yang diturunkan dari Visi Kerajaan 2030," ujarnya.