REPUBLIKA.CO.ID, Recep Tayyip Erdogan adalah presiden Turki pertama yang dipilih secara langsung pada 10 Agustus 2014 lalu, setelah konstitusi Turki diaman demen melalui referendum pada 2007 lalu.
Sebelumnya, presiden-presiden Turki dipilih parlemen, dan berfungsi sebagai kepala negara dan simbol. Dalam pilpres langsung tersebut, Erdogan terpilih satu putaran, dengan meraih 51,79 persen suara.
Recep Tayyip Erdogan lahir di Kasimpasa, Istanbul, pada 26 Februari 1954. Kasimpasa terletak di wilayah Eropa Turki, di sekitar Teluk Golden Horn, jantung Istanbul.
Dia adalah anak sulung dari pasangan Ahmet Erdogan and Tenzile Erdogan. Dia punya dua saudara, yaitu Mustafa Erdogan dan Vesile Erdogan. Ayahnya, Ahmet Erdogan, adalah seorang kapten pasukan penjaga pantai Turki.
Di masa mudanya, Erdogan adalah seorang pemain bola semiprofesional di Ka simpasa. Fenerbahce SK, sebuah klab multisport di Istanbul, pernah hendak mentransfernya, namun ayahnya tak setuju.
Erdogan yang lulusan sekolah Imam Hatip pada 1973, tetap bermain bola saat kuliah di Sekolah Ilmu Ekonomi dan Komersial Aksaray (kini Fakultas Ekonomi Universitas Marmara).
Sambil kuliah dan menjadi pemain bola semiprofesional, Erdogan terlibat dalam kegiatan politik, dengan ikut dalam Persa tuan Pelajar Turki yang antikomunis. Pada 1974, dia menulis, mengarahkan, dan memainkan perananan penting dalam mengganyang Mas-Kom-Ya (akronim dari Mason [Freemason], Komunis, dan Yahudi).
Pada 1976, anggota Iskanderpasa (komu nitas tariqat Naqhsabandiyah di Turki), ini, menjadi pemimpin sayap pemuda Partai Penyelamatan Nasional (Mili Selamet Par tisi/MSP), yang didirikan Necmettin Erba kan sejak 1972. Mula-mula dia menjadi pemimpin sayap pemuda di Distrik Beyoglu, Istanbul, kemudian menjadi pemimpin cabang MSP se-Istanbul.
Setelah kudeta militer pada 1980, yang antara lain membuat MSP dibubarkan, Erdogan tetap mengikuti mentornya, Erba kan, yang mendirikan Partai Refah (Partai Kesejahteraan) pada 1983. Erdogan menjadi Ketua Partai Refah Distrik Beyoglu pada tahun 1984, dan pada tahun 1985 menjadi Ketua Cabang Partai Refah di Istanbul.
Pada tahun 1991, Erdogan terpilih seba gai anggota parlemen dari Partai Refah, tapi tidak sempat menduduki kursinya karena adanya berbagai persoalan politik. Tapi, pada 1994, Erdogan mencalonkan diri sebagai wali kota Istanbul. Dan, pada pemilu yang berlangsung 27 Maret 1994, Erdogan berhasil terpilih sebagai wali kota dengan suara pluralitas 25,19 persen.