REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Abdul Mukti menilai, penodaan kitab suci Alquran di Eropa baru-baru ini sengaja dilakukan untuk membakar emosi umat Islam, khususnya di Swedia dan Norwegia.
Menurut dia, peristiwa itu pun telah mendapatkan reaksi yang cukup keras dari tokoh Muslim, termasuk Ketum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nasir. “Peristiwa yang terjadi di Swedia dan Norwegia yang saya kira secara sengaja menurut saya dilakukan oleh orang-orang tertentu yang berusaha untuk membakar emoisi umat Islam dengan perilaku yang sangat menodai kesucian Alquran ini,” ujar Prof Mukti dalam pengajian bulanan PP Muhammadiyah yang digelar secara virtual pada Jumat (11/9) malam.
Dalam pengajian bertema “Islam dan Islamofobia di Eropa” tersebut, Prof Mukti menjelaskan, penodaan terhadap simbol Islam tersebut sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Karena, menurut dia, sebelumnya juga telah terjadi peristiwa serupa, termasuk Majalah Charlie Hebdo di Prancis yang menerbitkan karikatur Nabi Muhammad SAW.
Menurut Prof Mukti, ketika terjadi penodaan terhadap simbol dan figur suci dalam Islam tersebut, maka juga akan menimbulkan reaksi yang cukup keras di Tanah Air . Walaupun, menurut dia, peristiwa yang terjadi di Eropa tersebut terkadang tidak bisa diterima secara akurat.
“Walaupun demikian, karena ada fakta-fakta visual yang menurut saya dapat dipertanggungjawabkan, peristiwa yang baru saja terjadi di Swedia dan Norwegia itu begitu menghentakkan kita,” ucapnya.
Seperti diketahui, pada Jumat (8/8) lalu ekstremis sayap kanan membakar salinan Alquran di kota Malmo, Swedia. Sehari setelahnya, protes anti-Islam di Oslo, Norwegia yang diadakan oleh kelompok sayap kanan Stop
Islamisasi Norwegia (SION) berujung pada kerusuhan setelah seorang pengunjuk rasa merobek-robek halaman Alquran dan meludahinya.
Insiden penodaan Alquran di Swedia dan Norwegia itu pun memantik reaksi negara-negara Muslim yang mengutuk aksi tersebut. Tidak berhenti di situ, pada Kamis (10/9) kemarin, penodaan terhadap Alquran kembali terjadi di Swedia oleh kelompok sayap kanan Denmark. Pembakaran salinan Alquran tersebut terjadi pada saat demonstrasi ilegal oleh kelompok Stram Kurs di kawasan komunitas Muslim Rinkeby, Stockholm.