REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pembatasan perjalanan karena pandemi virus corona memang masih melarang penerbangan dan pariwisata. Kendati demikian, Korea Selatan terus berupaya menggugah daya tarik pengunjung Muslim untuk mengunjungi negaranya begitu perjalanan internasional nanti kembali normal.
Sebagai bagian dari Pekan Restoran Halal Korea 2020, Organisasi Pariwisata Korea (KTO) akan memulai menyiarkan 'Halal TV' melalui saluran YouTube-nya dari mulai 14 September hingga 16 November 2020. Siaran Halal TV itu digelar dalam rangka melanjutkan aktivitas promosinya.
Melalui siaran tersebut, KTO akan menampilkan 10 video, termasuk acara memasak hidangan halal dengan para koki selebriti, dan video-video yang memperkenalkan restoran halal di seluruh ibukota Seoul. Orang Korea Selatan telah belajar dari pengalaman, bahwa cara menarik pengunjung Muslim adalah melalui makanan mereka.
Dalam sebuah pernyataan, otoritas tersebut mengatakan pada Selasa (8/9) bahwa Survei KTO tentang Perjalanan Wisatawan Muslim ke Korea mengungkapkan, banyak Muslim yang merasa tidak nyaman karena kurangnya restoran halal selama kunjungan mereka ke Korea.
"Karenanya, organisasi pariwisata telah menyelenggarakan acara tahunan yang disebut "Pekan Restoran Halal Korea" selama beberapa tahun terakhir untuk mengatasi masalah ini," demikian pernyataan KTO, seperti dilansir di Salaam Gateway, Jumat (11/9).
Tempat makan bersertifikat halal memang tidak bertebaran di mana-mana di Korea Selatan seperti halnya di negara minoritas Muslim seperti Singapura, yang memiliki sertifikasi tingkat nasional. KTO telah memperkenalkan tiga kategori yang ramah Muslim lainnya untuk membantu pengunjung Muslim.
Kategori itu di antaranya, sertifikasi mandiri (di mana semua makanan disertifikasi halal oleh pemilik restoran Muslim sendiri), ramah Muslim (di mana beberapa hidangan halal ditawarkan), dan bebas daging babi (di mana tidak ada menu halal selain daging babi tidak ada dalam campuran).
Sebelumnya, KTO juga telah memperkenalkan tiga e-book yang mencantumkan restoran, peta wisata, dan rute yang ramah Muslim. Perjalanan ramah Muslim adalah sektor fokus untuk KTO. Dalam hal ini, KTO berupaya untuk menarik pengunjung di 15 tema lainnya termasuk wisata medis, kesehatan dan kebugaran, kehidupan malam dan ski.
Korea Selatan telah menyambut 17.502.623 pengunjung pada 2019, naik 14 persen dari 15.346.879 pada 2018. Tidak ada data yang tersedia untuk pengunjung menurut agama, tetapi sebagai indikasi, sekitar 5,3 persen, atau 930.614 pengunjung pada 2019, adalah warga negara dari negara-negara mayoritas Muslim. Menurut Data KTO, 74 persen berasal dari Malaysia dan Indonesia, di mana ekspor Korea seperti K-Pop dan kosmetik populer di sana.
Namun demikian, kunjungan wisatawan pada 2020 secara signifikan telah terdampak oleh pembatasan pergerakan global karena pandemi Covid-19. Hanya 2.138.576 pengunjung yang tiba di Korea Selatan dari Januari hingga Agustus 2020, turun 74,7 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019. Kedatangan dari negara-negara mayoritas Muslim mencapai 6 persen, setara dengan 128.789.