REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kalau kehidupan ingin bahagia atau masyarakat ingin aman, tentram, maka cintailah saudaramu seperti engkau mencintai dirimu.
Pesan itu disampaikan Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf dalam kajian bulanannya, yang disiarkan langsung channel Youtube Habib Syekh, Kamis (27/9) malam. "Kalau engkau mencintai saudaramu sebagaimana engkau mencintai dirimu pasti engkau hidup nikmat," katanya.
Misalnya, jika kita tidak mau masuk neraka berarti kita harus mengajak saudara-saudara yang lain agar tidak masuk neraka. Artinya ajak teman, saudara-saudari kita hadir di majelis yang mendatangkan keridhaan Allah SWT. "Jangan malah menjerumuskan. Wis lah biar kepak-kepak di neraka (tinggal di neraka), lah kamu mau pakai surga sendiri," katanya.
Untuk itu, Habib Syech berpesan kita mesti sama-sama memperhatikan saudara sesama Muslim. Jika kita tidak mau melakukan kemaksiatan, maka ajaklah saudara lain untuk tidak maksiat. "Maka dari itu ayo selamatkan. Jangan sampai kita ini malah justru menceburkan: ‘Biarlah nanti mereka di neraka tidak di surga’," katanya.
Habib Syech mengatakan, jika kita melihat kemaksiatan tapi kita tidak mengajaknya kembali ke jalan yang benar, berarti kita tidak cinta terhadap saudara kita sesama Muslim. Padahal sudah jelas-jelas Rasulullah telah memerintahkan kita untuk mencintai saudara kita.
Misalnya kata Habib Syekh, kita butuh dan suka ketika banyak uang, begitu pun saudara yang lainnya juga suka dan senang jika banyak uang. Kita jangan malah berharap saudara kita nggak perlu senang uang, yang artinya sifat seperti ini kita pelit terhadap orang lain.
"Jadi ini nggak boleh punya sifat seperti itu. Kalau kita senang duit orang juga senang duit jadi kalau kita punya uang kasih juga yang lain," katanya.
Misalnya kita juga ingin makan enak maka saudara kita juga ingin makan enak, kita ingin memiliki pakaian baik saudara kita juga sama ingin memiliki pakaian yang baik. Kita harus saling mencintai antar sesama muslim umumnya sesama manusia.
"Kalau sudah masing-masing memiliki sifat seperti itu Insya Allah hidup kamu rukun. Mengapa bisa rukun ya habib? Bagaimana tidak rukun orang setiap hari dia memikirkan orang lain," katanya.
Habib Syech menceritakan ada seorang wali dari kalangan habaib ketika meninggal dalam sakaratul maut di rumah sakit masih merogoh saku di gamisnya. Padahal sakunya kosong tidak ada uang sama sekali. Mengapa demikian, karena semasa hidupnya ia selalu mengeluarkan uang dari yang ada di kantong sakunya, lalu diberikannya kepada orang lain.
"Perawat bingung kenapa itu selalu merogoh kantongnya. Lalu ditanya kepada keluarganya, kenapa bapak selalu merogoh kantong, jawabannya itu setiap hari beliau keliling membagi-bagikan duit. Subhanallah hal seperti ini penting karena dia memikirkan saudara lain seperti dia memikirkan dirinya," katanya.