Jumat 21 Aug 2020 08:58 WIB

Sepuluh Amalan Ibadah Muharram Menurut Syekh Abdul Hamid

Kesepuluh amalan ini sesungguhnya mudah dilakukan asal ada keinginan

Rep: Imas Damayanti/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sejumlah warga melepas Luwur atau kain mori penutup makam Sunan Kudus untuk diganti dengan yang baru saat prosesi buka luwur di Desa Kauman, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (20/8/2020). Tradisi yang digelar setahun sekali yang bertepatan pada tanggal 1 Muharam atau Satu Sura tersebut untuk memperingati Haul (wafat) Sunan Kudus merupakan salah satu wali sembilan (wali songo) tokoh penyebaran agama Islam di Jawa.
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Sejumlah warga melepas Luwur atau kain mori penutup makam Sunan Kudus untuk diganti dengan yang baru saat prosesi buka luwur di Desa Kauman, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (20/8/2020). Tradisi yang digelar setahun sekali yang bertepatan pada tanggal 1 Muharam atau Satu Sura tersebut untuk memperingati Haul (wafat) Sunan Kudus merupakan salah satu wali sembilan (wali songo) tokoh penyebaran agama Islam di Jawa.

REPUBLIKA.CO.ID, Memasuki awal bulan Muharram sesungguhnya perlu dimanfaatkan umat Islam untuk melakukan amalan-amalan ibadah. Sebab, Allah melipatgandakan segala amalan ibadah yang dilakukan itu dengan rahmat-Nya.

Syekh Abdul Hamid dalam kitabnya berjudul Kanzun Najah wa Surur menjelaskan, terdapat sepuluh amalan ibadah yang bisa dilakukan di Muharram. Kesepuluh amalan ini sesungguhnya mudah dilakukan asal ada keinginan dan tekad kuat dari yang melakukannya.

Pertama, melakukan puasa Muharram. Berdasarkan beberapa riwayat hadis yang dijabarkan Syekh Abdul Hamid, puasa Muharram disunnahkan dilakukan pada tanggal 9 hingga 10. Kedua, menyambung tali silaturrahim. 

Menyambung silaturrahim disunahkan untuk merekatkan hubungan dan komunikasi dengan orang-orang dekat ataupun kerabat. Tak hanya itu, manfaat silaturrahim juga bakal mendatangkan rezeki bagi pelakunya. Ketiga, bersedekah. Barangsiapa yang bersedekah, sesungguhnya Allah akan meluaskan rezekinya.

Di bulan Muharram, makna bersedekah ini juga berlaku kepada para orang tua dalam menafkahi anak. Dianjurkan kepada orang tua untuk memberikan nafkah lebih, baik berbentuk hadiah atau sekadar membelikan makanan enak dan disukai anak-anaknya, di bulan Muharram ini. Bersedekah di bulan ini ganjarannya akan dilapangkan Allah rezekinya dalam setahun ke depan.

Keempat, bersuci (mandi). Mandi atau bersuci ini disimbolkan sebagai penolak bala, sebab tak sedikit peristiwa-peristiwa kemenangan besar para Nabi terjadi di bulan Muharram. Seperti diterimanya taubat Nabi Adam, selamatnya Nabi Ibrahim dari siksa api Raja Namrud, dibebaskannya Nabi Yusuf dari penjara Mesir akibat Fitnah, keluarnya Nabi Yunus dari perut ikan hiu, sembuhnya penyakit nabi Yakub, hingga selamatnya Nabi Musa dari kejaran Firaun yang sekaligus ditunjukkan oleh Allah penenggelaman Firaun di Laut Merah.

Dengan banyaknya peristiwa kemenangan para Nabi itulah artinya, bulan Muharram mempunyai keistimewaan yang lebih. Kelima, berziarah kepada ulama, orang tua, ataupun orang-orang shaleh baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Keenam, menjenguk orang sakit. Dianjurkan pula jika ingin menjenguk untuk memberikan hadiah atau santunan kepada yang dijenguk. Namun tentu saja dalam konteks pandemi seperti saat ini, menjenguk orang sakit bisa dilakukan melalui media komunikasi yang mendukung dan pemberian santunan juga bisa dilakukan dengan transfer.

Ketujuh, memotong kuku dan berhias. Jika sebelumnya dianjurkan untuk bersuci dengan mandi, maka umat Islam juga dianjurkan untuk berhias dan memotong kuku. Gunanya agar kebersihan itu semakin maksimal dan juga menimbulkan keindahan bagi yang melakukan. Disunahkan pula untuk menghiasi mata dengan celak mata.

Kedelapan, mengasihi anak yatim. Tentu saja, mengasihi anak yatim di sini bukan berarti sekadar mengusap kepalanya saja, namun dianjurkan untuk menyantuni anak-anak yatim dan memberikan kasih sayang kepada mereka.

Kesembilan, mendirikan dan memperbanyak shalat sunnah. Kesepuluh, membaca Surah Al-Ikhlas sebanyak minimal 10 kali dalam sehari. Membaca Surah Al-Ikhlas dimaksudkan untuk meneguhkan ketauhidan menimbulkan keteladanan bagi setiap hamba yang mengerjakan.

Itulah kesepuluh amalan ibadah di bulan Muharram yang diriwayatkan oleh Syekh Abdul Hamid. Alangkah baiknya di bulan yang menjadi salah satu dari arba’atun hurum (empat bulan istimewa), hanya amalan ibadah yang baik-lah yang dilakukan umat Muslim. Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini, alangkah mulianya waktu yang diberikan Allah kita gunakan untuk berdoa sebagai bentuk harapan terbebas dari pandemi.Wallahu a’lam

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement