REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menanggapi normalisasi hubungan diplomatik antara Uni Emirat Arab dan Israel. Dia mengatakan Pakistan tidak akan mengakui rezim Israel dan menginginkan solusi yang adil untuk perjuangan Palestina.
Imran membuat pernyataan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Dunya News, saluran TV swasta Urdu pada Selasa (18/8) waktu setempat, sebagaimana dilansir di Islamic Republic News Agency, Rabu (19/8).
Imran dalam kesempatan itu juga menyinggung pernyataan tokoh pendiri Pakistan Mohammad Ali Jinnah. Ali Jinnah menuturkan rezim Israel tidak akan diakui sampai ada solusi yang adil untuk persoalan Palestina.
"Kami akan bertanggung jawab kepada Allah atas masalah Palestina dan hati nuraninya tidak akan pernah mengizinkan menerima rezim zionis tanpa solusi untuk masalah Palestina," kata Imran.
Ia menyampaikan, posisi Pakistan terhadap Israel sangat jelas. Pakistan tidak akan menerima Israel. "Jika ya (menerima), kami akan kehilangan klaim kami atas Kashmir juga," ujarnya.
Imran dalam wawancara tersebut juga memuji perkembangan yang terjadi di Iran meski ada sanksi. Dia mencatat Teheran telah menjadi kota modern dan menghasilkan pendapatan sebesar 500 juta dolar AS.
Imran menegaskan, peran Pakistan adalah untuk mempersatukan, bukan memecah dunia Muslim. Dia menampik adanya rumor perpecahan dengan Arab Saudi.
Sebelumnya juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan Zahid Hafeez Chaudhry telah menyatakan kesepakatan antara UEA dan Israel akan memiliki implikasi yang luas. Karena itu, Pakistan mencari realisasi penuh dari hak-hak yang sah bagi rakyat Palestina.