Senin 10 Aug 2020 18:40 WIB

Buntut Hagia Sophia, Muslim Athena Ragu Segera Punya Masjid

Muslim Athena Yunani ragu segera mempunyai masjid menyusul konversi Hagia Sophia.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Muslim Athena Yunani ragu segera mempunyai masjid menyusul konversi Hagia Sophia. Bendera Yunani/ilustrasi
Foto: greecepictures.org
Muslim Athena Yunani ragu segera mempunyai masjid menyusul konversi Hagia Sophia. Bendera Yunani/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA –  Umat Muslim di Athena Yunani merasa khawatir keberlangsungan pembangunan tempat ibadah mereka kembali mundur. Rasa khawatir ini muncul setelah Turki mengembalikan fungsi museum Hagia Sophia di Istanbul menjadi masjid.  

 

Baca Juga

Proyek membangun masjid yang direstui negara di Athena, diluncurkan pada 2007. Athena menjadi satu-satunya ibu kota Eropa yang tidak memilikinya masjid. 

 

Meski mendapat izin, proyek tersebut segera mendapat tentangan keras dari beberapa pihak. Di antaranya gereja Ortodoks yang berpengaruh, serta kelompok-kelompok nasionalis. 

 

"Saya pikir setelah kejadian ini, mungkin akan lebih sulit untuk resmi membuka masjid yang telah kami tunggu selama sepuluh tahun," kata Imam yang mengelola masjid darurat di sebuah apartemen di pusat Athena, Atta-ul Naseer, dilansir di Artdaily, Senin (10/8). 

 

Sebuah keajaiban arsitektur abad ke-6, basilika Hagia Sophia Bizantium, diubah menjadi masjid pada 1453 setelah direbutnya Konstantinopel oleh Ottoman.  

 

Pada 1934, pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk, mengubah monumen tersebut menjadi museum sebagai simbol Turki sekuler. Namun bulan Juli kemarin, Pengadilan Tinggi Turki memutuskan Hagia Sophia dapat diubah kembali fungsinya menjadi masjid.  

 

"Saya pikir masjid harus tetap menjadi masjid, tidak boleh menjadi gereja atau apa pun. Sama seperti orang Kristen mengharapkan Hagia Sophia tetap menjadi gereja, umat Muslim mengharapkan hal yang sama," lanjut Imam Naseer.  

 

Sebuah masjid resmi di Athena, tanpa menara dan di bawah pengawasan negara Yunani, diperkirakan akan dibuka pada akhir musim gugur di distrik industri Elaionas, timur laut Athena.  

 

Sembari menunggu Muslim Athena memiliki masjid sendiri, untuk memenuhi kebutuhan komunitas Muslim yang berjumlah hampir 300 ribu orang, banyak masjid darurat disediakan. Biasanya masjid ini berada di apartemen, ruang bawah tanah, bahkan gudang.  

 

Naseer percaya masjid Ottoman bersejarah di Athena, seperti yang berada di alun-alun Monastiraki dan telah diubah menjadi museum, bisa berfungsi sebagai tempat ibadah bagi umat Islam. 

 

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, telah mengusulkan hal ini kepada para pemimpin Yunani di masa lalu. Tapi subjeknya rumit di negara yang diduduki Kekaisaran Ottoman selama berabad-abad, sebelum mendapatkan kembali kemerdekaannya pada abad ke-19.  

 

Di Yunani, sentimen anti-Turki tetap kuat. Ketegangan antara kedua negara terkait migrasi dan eksplorasi energi di Mediterania timur seakan memperkuat permusuhan ini.  

 

Tinggal di Yunani selama tujuh tahun terakhir, imam kelahiran Pakistan ini menghadapi rasisme. Bahkan terkadang ia mengalami kekerasan oleh militan neo-Nazi  

 

"Dalam hati Yunani, Muslim masih terkait dengan penjajah Turki," kata Naseer. Meski demikian, secara umum ia menyebut umat Kristen dan Muslim hidup bersama secara damai. 

 

Sebagai upaya mengatur masjid darurat, negara Yunani menetapkan aturan operasional yang ketat. Operator atau pengelola harus mendaftarkan perwakilan nama dan latar belakang, jumlah jamaah tetap dan sumber pendapatan.  

 

Ruang ibadah juga harus memenuhi standar keamanan. Di antaranya meliputi alarm kebakaran, fasilitas sanitasi dan pintu keluar darurat. "Prosedurnya rumit dan memakan waktu. Beberapa masjid telah mendapatkan izin dari kementerian," kata Naseer. 

 

Di kawasan Athena,  sebuah pintu hijau terlihat menonjol di jalur perbelanjaan. Itu merupakan pintu masuk ke Masjid Al Jabbar. 

 

Imam asal Bangladesh, Abu Bakar, dengan bangga menunjuk dokumen kementerian yang amat didambakan dan tertempel di dinding. Sejak 2017, dia menyebut masjidnya beroperasi secara legal.  

 

"Masjid resmi yang ingin dibuka negara Yunani jauh dari pusat Athena yang ditinggali banyak pengungsi Muslim. Masjid itu juga hanya dapat menampung 350 orang," kata dia. 

 

Dengan kondisi itu, dia menyebut masjid seperti yang dia kelola akan tetap diperlukan bagi Muslim yang ingin mempraktikkan keyakinan mereka di Athena. 

 

Satu-satunya masjid yang berasal dari era Ottoman yang saat ini beroperasi di Yunani terletak di wilayah perbatasan dengan Turki, di Thrace. Lokas ini menjadi tempat tinggal minoritas Turki sebanyak 150 ribu orang. 

 

Sumber: https://artdaily.cc/index.asp?int_sec=11&int_new=127204#.XzC6WGSyTpF 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement