REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Puluhan Muslim Kamboja memprotes pembangunan jalan yang melintasi desa Chhong Kos, provinsi Kampong Chhnang sejak Rabu pekan ini. Mereka keberatan karena pembangunan jalan merusak pemakaman di wilayah itu.
Para pemprotes mayoritas ialah keluarga dari jenazah yang dimakamkan disana. Mereka memantau pembangunan jalan bahkan berada lebih tinggi dari makam hingga khawatir terpengaruh banjir. Desa Chhong Kos terletak di pinggir sungai.
Ulama setempat, Mat Sari akhirnya tampil sebagai penengah dari kubu warga. Ia menjadi penyambung lidah warga dengan pemerintah dan perusahaan kontraktor.
Sari mendapat janji perusahaan setuju mengganti segala kerusakan yang timbul pada makam akibat proses pembangunan. Termasuk menguruk kembali tanah makam. Namun warga setempat khawatir perusahaan akan ingkar janji setelah jalan selesai dibangun.
"Saya sudah bicara pada perusahaan dan mereka sepakat mengurus makam secepatnya sebelum jalan selesai dibangun," kata Sari dilansir dari Phnom Penh Post, Jumat (7/8).
Selain itu, Sari mendapat informasi pemerintah setempat sependapat dengan warga. Pemerintah berjanji melindungi makam disana, termasuk meninggikan makam setengah meter dari jalanan.
"Areal makam akan dihias dengan taman dan dipagari. Kami akan menetapkan lokasi itu sebagai tempat (makam) bagi Muslim Kamboja," ujar Deputi Kepala Desa Chhong Kos, San Kriya.
Makam itu diklaim telah digunakan Muslim Kamboja sejak 1958. Hingga saat ini, diperkirakan ada ribuan jenazah yang dikuburkan disana.