REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Muslim di Ibu Kota Yunani khawatir terdampak alih fungsi Hagia Sophia menjadi masjid di Turki. Mereka resah rencana pendirian Masjid di Athena akan tertunda.
Usaha pendirian masjid yang diizinkan pemerintah di Athena telah berlangsung sejak 2007. Athena merupakan satu-satunya ibu kota di benua Eropa yang tak punya masjid resmi.
Rencana Muslim nampaknya kembali menemui jalan buntu. Sebab keinginan Muslim mendapat penolakan keras dari Gereja Ortodoks dan kelompok nasionalis.
"Saya pikir setelah alih fungsi (Hagia Sophia), maka akan lebih sulit lagi membuka masjid resmi yang sudah dinantikan selama 10 tahun," kata Imam Atta-ul Naseer dilansir dari Digital Journal, Kamis (6/8).
Lantaran tak ada masjid resmi, Muslim di Athena mengandalkan penyewaan gedung sebagai tempat ibadah. Seperti yang dilakukan Naseer dengan menyediakan tempat ibadah bagi Muslim di apartemen.
Naseer sebenarnya tak keberatan jika Turki mengalihfungsikan Hagia Sophia menjadi Masjid. Ia tak keberatan meski hidupnya sebagai Muslim di Yunani selaku negara penentang alih fungsi itu bisa saja menjadi lebih berat.
"Masjid harus tetap menjadi masjid. Jangan menjadi gereja atau apa saja. Seperti halnya umat Kristen inginkan Hagia Sophia tetap jadi gereja, Muslim menginginkan hal yang sama," ujar Naseer.
Diketahui, ada klaim menyebutkan sekitar 300 ribu Muslim hidup di Athena dan sekitarnya. Mereka menggantungkan diri pada apartemen atau basement sebagai tempat ibadah alternatif. Mereka tak bisa beribadah di masjid karena belum diizinkan pendiriannya oleh pemerintah.
Pemerintah Yunani sempat memberi angin segar bahwa masjid resmi akan dibuka pada akhir tahun ini di Elaionas, sebelah utara Athena. Masjid itu rencananya tak akan dilengkapi menara dan berada langsung di bawah pengawasan pemerintah. Namun kabar ini belum ada kelanjutannya setelah Turki mengalihfungsikan Hagia Sophia.