REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berharap pesantren dapat menjadi role model atau contoh dari masyarakat yang siap beradaptasi dengan situasi pandemi virus corona atau Covid-19. Untuk itu, Kemenkes mengharapkan partisipasi aktif dari masyarakat pesantren dalam melakukan upaya pencegahan dan penyebaran Covid-19.
"Kami sangat mengharapkan pesantren bisa menjadi role model dan contoh dari masyarakat yang siap beradaptasi dengan situasi pandemi," kata Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan, Kirana Pritasari saat video konferensi tentang penerapan protokol kesehatan di pesantren pada era adaptasi kebiasaan baru, Rabu (5/8).
Kirana mengatakan, para santri bisa menjadi contoh bagi warga masyarakat yang lain saat adaptasi baru. Begitu juga para pembina pesantren dan ustaz bisa menjadi pendorong sekaligus motivator bagi masyarakat di sekitarnya, agar protokol kesehatan bisa dijalani oleh masyarakat secara luas.
Ia menyampaikan, semua memahami betapa besarnya peran pesantren di dalam pendidikan dan aksesnya yang sangat luas karena jumlah pesantren dan santri yang sangat banyak. Kalau meningkatkan peran pesantren untuk ikut berpartisipasi di dalam upaya pengendalian Covid-19 ini, maka jangkauannya akan sangat luas.
"Saya kira kita semua memahami (kalau menerapkan protokol kesehatan dan meningkatkan peran pesantren), maka dampaknya akan jangka panjang, tidak hanya bagi individu santri tetapi juga bagi keluarganya dan masyarakat sekitarnya, sehingga kita sangat mengharapkan dukungan dari pesantren agar bisa menerapkan protokol kesehatan untuk pencegahan dan pengendalian Covid-19," ujarnya.
Kirana mengatakan, mengendalikan Covid-19 harus dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Kalau diringkas ada beberapa pesan utama di dalam pencegahan dan pengendalian Covid-19. Ini sederhana tapi membutuhkan komitmen untuk penerapannya.
Pertama, harus selalu menggunakan masker, ini hal yang sangat penting untuk bisa mencegah penularan virus yang ada di dalam droplet pada percikkan air ludah, saat bersin dan batuk. Kedua, harus rajin mencuci tangan karena tangan kerap memegang benda-benda yang sudah terkontaminasi. Sehingga cara pencegahannya mencuci tangan menggunakan sabun.
"Ketiga, menjaga jarak. Dan yang keempat, menjaga daya tahan tubuh kita agar kita tetap sehat dengan imunitas yang baik dengan mengkonsumsi makanan yang seimbang," ujarnya.
Kirana mengingatkan, protokol kesehatan ini perlu diterapkan di pesantren dan di manapun termasuk di zona merah, orange, kuning dan hijau. Semua memahami bagaimana kehidupan pesantren, para santri melakukan interaksi jarak dekat saat belajar maupun dalam kehidupan sehari-hari.
"Sehingga ini penting sekali diupayakan memperbaiki situasi dan kondisi di pesantren, mungkin ada upaya upaya modifikasi dari situasi kehidupan sehari-hari di pesantren agar upaya pencegahan (Covid-19) ini bisa dilakukan," ujarnya.
Kirana juga menginformasikan, sebelumnya telah terbit Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri yang menyiapkan untuk memulai tahun ajaran baru di situasi pandemi Covid-19.