REPUBLIKA.CO.ID, Ada banyak tindak tanduk umat manusia yang bisa menjerumuskannya kepada kerugiaan.
Allah SWT menjelaskan kepada kita pangkal penyebab kerugian manusia serta cara menjauhinya tersebut.
Pertama, mengikuti langkah setan. Inilah pangkal kerugian dan kebangkrutan pada kehidupan seseorang. Allah berfirman:
وَمَنْ يَتَّخِذِ الشَّيْطَانَ وَلِيًّا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًا مُبِينًا
“Barang siapa menjadikan setan menjadi pelindung selain Allah. Maka, sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.” (QS an-Nisa [4]:119)
Kedua, mengikuti teman yang buruk. Seseorang itu tidaklah jauh dari teman dekatnya. Jika ia memilih teman dekat yang baik, kebaikan akan menuluar pada dirinya. Sebaliknya, jika ia memilih teman dekat yang buruk, ia pasti akan tertular keburukannya. Allah berfirman:
وَقَيَّضْنَا لَهُمْ قُرَنَاءَ فَزَيَّنُوا لَهُمْ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَحَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ إِنَّهُمْ كَانُوا خَاسِرِينَ
“Dan, Kami tetapkan bagi mereka teman-teman yang menjadikan mereka memandang bagus apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka dan tetaplah atas mereka keputusan azab pada umat-umat yang terdahulu sebelum mereka dari jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi.” (QS Fushilat [41]: 25)
Ketiga, tersibukannya diri dengan harta dan anak sehingga lupa terhadap kewajiban yang harus ia tunaikan. Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian. Maka, mereka itulah orang-orang yang merugi. (QS al-Munafiqun [63]: 9).
Memang harta dan anak adalah sesuatu yang indah. Dan, mencintai harta dan anak pula adalah fitrah setiap orang. Namun, janganlah kecintaan kepada keduanya malalaikan kita dari mengingat Allah. Karena, memperbanyak mengingat-Nya adalah keberuntungan dan kemenangan serta kebaikan yang banyak. Allah akan memberikan balasan jannah baginya.
Keempat, meremehkan sholat wajib lima waktu. Rasulullah SAW bersabda:
إنَّ أوَّلَ ما يُحاسَبُ بهِ العبدُ يومَ القيامةِ من عمَلِهِ الصلاةُ ، فإنْ صلُحَتْ فقدْ أفلَحَ وأنْجَحَ ، وإنْ فسَدَتْ فقدْ خابَ وخَسِرَ
“Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dengannya seorang hamba pada hari kiamat pada amalnya adalah sholatnya. Maka, jika baik, ia telah beruntung dan dan berhasil. Dan, jika rusak ia telah gagal dan rugi.” (HR an-Nasa'i dan at-Turmudzi).