REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Bagi umat Muslim yang tinggal di Amerika Serikat (AS), Idul Adha tahun ini menandai hari raya kedua yang harus dirayakan oleh mereka di rumah saja. Sebelumnya, Idul Fitri yang berlangsung pada Mei juga harus dirayakan dengan cara yang sama, mengingat pandemi virus corona jenis baru (Covid-19) yang sedang berlangsung.
Namun, bagi beberapa keluarga Muslim di AS saat ini, Idul Adha tetap dirayakan dengan cara yang menghibur, namun tetap menjaga keamanan. Terdapat orang tua yang menggunakan kesempatan menggunakan kerajinan dan kegiatan, mengajarkan tentang warisan budaya guna menjaga tradisi.
Nour Tonbakji, salah satu warga Muslim yang tinggal di Los Angeles mengatakan berusaha tetap melakukan tradisi Idul Adha. Ia mengakui salah satu hal yang sulit adalah perasaan asing di mana harus berada jauh dari keluarga besar saat hari raya seperti ini tiba.
Sebagai seorang ahli kerajinan tangan, Tonbakji menggunakan kerajinan sebagai cara melibatkan anak-anaknya dan menghubungkan dengan warisan mereka. Ia mengatakan setiap kali ada acara keagamaan atau hal yang ingin diperlihatkan kepada anak-anaknya, media sosial adalah salah satu cara yang bisa dimanfaatkan.
“Media sosial membuat saya menemukan hal-hal yang dapat saya cetak dan mendukung tindakan yang ada dalam pikiran saya. Jadi kami membuat lentera saat Ramadhan, selama Idul Fitri kami melakukan dekorasi dan pewarnaan, serta sekarang di Idul Adha kami menghias domba dan membuat model Ka’bah,” ujar Tonbakji, seperti dilansir Arab News, Jumat (31/7).
Keluarga Tonbakji juga berbagi tradisi dengan tetangga mereka. Ia mengatakan anak-anak berbagi dalam segala hal dan tentu saja mereka merasakan kebahagiaan, termasuk melakukan hal yang sama selama Ramadhan atau selama setiap kesempatan yang berhubungan dengan tradisi mereka.
“Kami biasanya menyiapkan hadiah tas kecil yang mencakup makanan dan hadiah lezat dan membagikannya kepada tetangga. Kami memberi tahu mereka kami sedang memperingati acara keagamaan dan menambahkan kartu kecil yang menjelaskan acara tersebut,” kata Tonbakji.
Meski dua hari raya umat Muslim di seluruh dunia saat ini dirayakan secara berbeda akibat pandemi Covid-19, keselamatan tetap menjadi yang paling penting. Tentunya diharapkan tahun depan kondisi akan menjadi lebih baik.
https://www.arabnews.com/node/1712351/lifestyle