REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama produsen fesyen Muslim Rabbani bekerja sama untuk menyalurkan donasi kepada negara Palestina yang menghadapi krisis kemanusiaan akibat aneksasi Israel.
Presiden ACT Ibnu Khajar mengatakan pihaknya menggandeng Rabbani yang juga tergerak untuk turut membantu masyarakat Tanah Syam itu. Pasalnya, serangan ke Palestina berlangsung terus menerus sejak lama.
"Palestina merupakan negara yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia, namun sampai hari ini mereka dijajah oleh Israel. Ini merupakan salah satu bentuk balas budi kita terhadap mereka," kata Ibnu di Rabbani Holding, Kota Bandung, Rabu (22/7).
Dia mengatakan, pihak ACT berencana untuk membuat kantor cabang ACT di Gaza, Palestina. Melalui kerja sama dengan Rabbani, ia berkomitmen akan membantu menyalurkan donasi hingga Palestina bisa merdeka.
Selain itu, ia juga mengecam adanya penghapusan nama Palestina di peta Google Maps. Menurutnya, itu sama dengan membiarkan penjajahan terjadi di Palestina dan merupakan kejahatan kemanusiaan.
Ia menjelaskan, saat amanah kepedulian dari Rabbani dan pembeli setianya didistribusikan, Palestina diperkirakan sedang memasuki awal muslim dingin. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kebanyakan warga Palestina menghadapi musim dingin tanpa persiapan dan persediaan makanan.
"Bantuan Rabbani yang akan kami salurkan berbentuk paket pangan tentunya sangat berarti bagi warga Palestina dalam menghadapi musim dingin. Seperti laporan yang kami temui, kebanyakan dari mereka tinggal di tenda yang tidak layak dan tidak memiliki makanan untuk dimakan," kata Ibnu.
Sementara itu, Direktur Sales dan Marketing Rabbani Nandang Rabbani mengatakan sejauh ini produk fesyen yang diproduksi oleh Rabbani selalu memunculkan tema Palestina. Hal itu dilakukan untuk menjaga eksistensi negara tersebut agar tetap ada meski peta Tanah Syam itu dihilangkan.
Dari produk fesyen yang bertema Palestina itu, nantinya sebagian penghasilannya akan didonasikan kepada masyarakat Palestina. Donasi itu, ia anggap sebagai royalti pemajangan unsur Palestina di produk Rabbani.
"Jadi dalam setiap produksi, kita selalu memunculkan tema Palestina, nah kita bingung untuk membayar royaltinya ke mana. Maka dari itu, sebagian keuntungannya kita donasikan kepada mereka di sana," kata Nandang.
Menurut Nandang, sangat mudah bagi Allah untuk memerdekakan masyarakat Palestina dari jajahan Israel, namun yang paling mengkhawatirkan adalah tidak adanya kontribusi masyarakat Indonesia jika Palestina merdeka.
"Kenapa Allah belum memerdekakan Palestina, karena mungkin Allah ingin memberi kesempatan kita untuk terus beramal dengan membantu mereka," kata dia.
Bantuan kemanusiaan yang dihimpun akan disalurkan melalui Aksi Cepat Tanggap (ACT) dalam bentuk makanan siap santap "Humanity Food Truck Palestina" dan Sumur Wakaf Palestina.
Dalam kerja sama itu, ACT dan Rabbani mendaulat selebriti Fauzi Baadilla sebagai Duta Kemanusiaan dari ACT dan Rabbani. Kecintaannya pada kebaikan hati warga Bumi Syam membuat Fauzi tidak gentar untuk menginjakkan kaki di sana.
Sebelumnya, ia juga sudah turut berkontribusi dalam penyaluran donasi kepada pengungsi Suriah. Hatinya terenyuh ketika menerima langsung ucapan syukur pengungsi Suriah, yang berkali-kali mendoakan orang-orang Indonesia.
"Bahkan berkali-kali disebut. Itu salah satu hal yang menggores hati saya. Mereka khusus mendoakan orang Indonesia yang membantu mereka. Dapat salam dari saudara-saudara kita di Idlib, dari anak-anak kecil, orang dewasa, salam buat Indonesia," kata Fauzi.