REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Manfaat dan faedah berdzikir sangatlah banyak. Berdzikir yang merupakan upaya seorang hamba dalam mengucap, mengingat, dan menghaturkan doa-doa juga merupakan hal yang sangat dianjurkan agama.
Rasulullah SAW dalam sebuah hadits qudsi bersabda, Allah SWT berfirman:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعهُ إِذَا ذَكَرَني، فَإن ذَكرَني في نَفْسهِ، ذَكَرْتُهُ في نَفسي، وإنْ ذَكَرَني في ملإٍ، ذكَرتُهُ في ملإٍ خَيْرٍ منْهُمْ
“Ana ‘inda dzhanni abdi bi, wa ana ma’ahu idza dzakarani, fa in dzakarani fi nafsihi dzakartuhu fi nafsiy. Wa in dzakaraniy fi mala-in dzakartuhu fi mala-in khairin minhu.”
“Aku (Allah SWT) berada dalam prasangka hamba-Ku. Dan Aku bersamanya jika dia mengingat-Ku. Jika dia mengingat-Ku (Allah) dalam dirinya, maka Aku akan mengingat dirinya dalam Diri-Ku. Dan jika yang mengingat-Ku di tengah-tengah makhluk, maka Aku akan mengingatnya di tengah-tengah makhluk yang lebih baik dari mereka."
Dalam kitab Al-Kalim At-Thayyib wa Al-Amal As-Shalih disebutkan, di antara faedah dzikir dan ingat kepada Allah SWT juga manusia akan ingat kepada dirinya. Di tiap-tiap faedah tersebut sungguh sangat luar biasa dan tidak memiliki bandingan.
Maksud dari mengingat diri sendiri adalah bahwa timbulnya kesadaran seorang hamba bahwa Allah SWT juga selalu mengingatnya. Allah bisa menjadikan hati manusia kaya, berkecukupan, dan bisa menutup segala kebutuhannya.
Hal ini tentu saja berbeda dengan orang yang melupakan Allah SWT. Yang mana dia tenggelam dalam kefakiran hati dan kekosongan dari setiap kebaikan. Meski mereka selalu menganggap dan mengira diri mereka kaya, sesungguhnya itu hanyalah sebab terbesar dari kefakiran mereka sendiri.