REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Paus Francis mengatakan ia sangat tertekan atas keputusan Turki mengubah monumen era Byzantium Hagia Sophia kembali menjadi masjid.
"Pikiranku pergi ke Istanbul. Saya sedang memikirkan Hagia Sophia. Saya sangat tertekan," kata Paus dalam reaksi pertama Vatikan terhadap keputusan yang menuai kritik internasional itu, dilansir dari Arab News, Ahad (12/7).
Surat kabar Vatikan Osservatore Romano pada Sabtu (11/7), membawa reaksi dari berbagai negara tentang keputusan pada Jumat (10/7) mengubah Hagia Sophia dari museum kembali menjadi masjid, tetapi tanpa komentar. Sebagai magnet bagi wisatawan di seluruh dunia, Hagia Sophia pertama kali dibangun sebagai katedral Kristen Ortodoks di Kekaisaran Byzantium Kristen.
Akan tetapi diubah menjadi masjid setelah penaklukan Ottoman atas Konstantinopel pada 1453. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengumumkan pada Jumat sholat akan dimulai pada 24 Juli di situs Warisan Dunia UNESCO tersebut. Menurut para kritikus, hal tersebut menyurutkan pilar sekuler di negara mayoritas Muslim itu.
Pada masa lalu, ia berulang kali menyerukan agar bangunan yang menakjubkan itu diganti namanya menjadi masjid. Kemudian pada 2018, ia membacakan sebuah ayat dari Alquran di Hagia Sophia.
Pengumuman dari Erdogan datang setelah pengadilan tinggi membatalkan keputusan kabinet 1934. Keputusan yang di bawah pendiri sekularisasi modern Turki Mustafa Kemal Ataturk untuk melestarikan gereja, yang berubah menjadi masjid sebagai museum.
https://www.arabnews.com/node/1703596/middle-east