REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA--Departemen Kesehatan Masyarakat California mengumumkan larangan mengumandangkan lagu-lagu pujian di rumah ibadah, termasuk gereja, masjid dan kuil. Melalui pernyataan pada Ahad (5/7) lalu, mereka juga melarang diadakannya kegiatan keagamaan yang melibatkan banyak jamaah, demi menghindari resiko penyebaran virus corona.
"Demi mematuhi aturan jarak sosial, setiap praktik keagamaan yang beresiko tinggi untuk penyebaran virus Covid-19 akan ditiadakan," tulis Departemen Kesehatan Masyarakat California yang dikutip di PJ Media, Selasa (7/7).
"Karena itu tempat ibadah harus membatasi kehadiran di dalam ruangan hingga 25 persen dari kapasitas bangunan atau maksimum 100 peserta, atau lebih rendah," tambah departemen kesehatan.
Mereka juga memberikan saran bagi rumah-rumah ibadah untuk menggelar rutinitas keagamaan secara virtual, sehingga jaminan keamanan dan upaya penghentian penyebaran virus dapat terus dijalankan tanpa mengganggu aktivitas peribadatan.
Disisi lain, pemerintah mengatakan akan mengizinkan pembukaan kembali rumah-rumah ibadah pada akhir Mei mendatang. Meski perintah larangan kegiatan berdoa bersama masih akan terus dipertimbangkan, mengingat peningkatan kasus Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir.
Sementara itu, R. James King, seorang pendeta di Minnesota menegaskan penolakan atas kebijakan tersebut. King mengutuk larangan tersebut dan menyebut pemerintah tengah mendikte praktik agama.
“Masalah kritisnya adalah, negara sedang berusaha untuk mendikte ibadah seperti apa yang dibolehkan terjadi atau tidak boleh terjadi dalam majelis agama. Ini adalah pelanggaran hak asasi Amerika yang mencolok dan mengerikan," tulisnya dalam sebuah pernyataan yang dikutip di PJ Media.
Dalam protesnya, King juga mengaitkan dukungan Gubernur California, Gavin Newsom atas protes Black Lives Matter, dua hari sebelum larangan ini diumumkan. Pendeta itu mengkontraskan dukungan tersebut bagi pengunjuk rasa dengan larangan baru untuk bernyanyi.
“Kegiatan ibadah dilindungi oleh Amandemen. Namun mengapa itu harus terganggu oleh campur tangan negara?" tulis King.
“Gubernur Gavin Newsom mendukung aksi protes yang bisa berujung anarkis, tanpa ada keraguan sama sekali. Namun dia kini justru mengatur bagaimana orang beribadah," sambungnya.
Sumber: