REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA–Lingkungan berperan penting dalam sistem kehidupan alam semesta, lingkungan yang tidak seimbang dengan pola kehidupan masyarakat akan menyebabkan rusaknya siklus kehidupan bahkan bencana yang timbul dari rusaknya ekositem.
Bertepatan pada tanggal 3 Juni, dinobatkan menjadi Hari Tanpa Kantong Plastik Internasional, Dompet Dhuafa berperan untuk mengkampayekan pengurangan penggunaan plastik sebagai alat pembungkus. Selain itu di tengah wabah pandemi Covid-19, hingga menggencarkan ketahanan pangan dengan mamanfaatkan penggunaan lahan terbatas atau lahan yang kurang terkelola untuk di fungsikan sebagai kebun pangan keluarga. (Ahad 5/07)
Perubahan pemakaian plastik ke bahan ramah lingkungan sudah di jalankan Dompet Dhuafa dari tahun lalu, seperti pada kurban yang tahun ini dengan meniadakan plastik sebagai wadah pembungkus daging, melainkan besek dari bambu maupun rotan, bahkan di Indonesia bagian timur tepatnya di Sorong, Papua, warga mempergunakan kokoya. Kokoya terbuat dari daun sukun dan digunakan sebagai pengganti kantong plastik yang bermaksud sebuah kelestarian alami dan agar ramah lingkungan. Biasanya Kokoya digunakan sebagai wadah menaruh lauk pauk ataupun sebagai makanan hantaran.
“Kurban tahun ini akan sama dengan tahun sebelumnya terutama pada titik pembungkusan daging kurban, yang akan menggunakan pembungkus ramah lingkungan seperti besek, daun jati, daun pisang dan lain-lain, selain meningkatkan pendapatan ekonomi pengrajin tersebut,” ujar Zainal Abidin Sidik Ketua Tebar Hewan Kurban (THK) DD 2020.
Pada sisi lain DD mempunyai peran penting dalam menciptakan harmoni lingkungan meski di tengah pandemi Covid-19, yaitu dengan menginisiasi program kebun pangan keluarga, “Pada pengembangan kebun pangan, DD memperhatikan aspek lingkungan mulai dari pembuatan kebun pangan dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang terbengkalai seperti ember, pipa peralon hingga kantong bekas semen sebagai polibag. Selain itu pemanfaatan lahan terbatas seperti di atap gedung, pemukiman padat hingga lahan kosong dapat dimanfaatkan sebagai kebun pangan serta menciptakan lingkungan hijau yang produktif,” ujar Bambang Suherman, Direktur Pengembangan Zakat.
Selain kebun pangan, para relawan yang tergabung di Dompet Dhuafa (DD Voulenteer) mempunyai peran dalam mengkampanyekan lingkungan, para relawan sudah mulai membuat regulasi untuk mengurangi produksi sampah dalam kegiatan kerelawanan, seperti tidak overpackage di paket paket bingkisan dan santunan anak anak, menggunakan goodie bag untuk tas bingkisan bukan plastik ulang tahun.
Relawan (DDV) membawa tumbler dan panitia menyediakan refil air minum, menggunakan konsep prasmanan untuk makan relawan. Selain itu beberapa tahun terakhir ini, para relawan juga aktif menanam mangrove di pesisir pantai dan menanam pohon beberapa lokasi di indonesia, serta aktif dalam peringatan World Clean Up Day.
“DD Voulenteer membuat gerakan yang namanya #SumpahGakNyampah ini aksi Nasional yang di mulai sejak Desember 2019 di Mojokerto yang di hadiri oleh relawan DD seluruh Indonesia, berupa komitmen bersama untuk mengurangi sampah dalam setiap aksi kerelawan dan kehidupan sehari hari, tindaklanjutnya kami membuat Indonesia community gathering dengan tema yang sama "sumpah gak nyampah" untuk mengajak komunitas lain baik komunitas lingkungan maupun non lingkungan untuk bersama sama untuk menjaga bumi dan mengurangi sampah,” ujar Fajar Firmansyah, selaku Koordinator Dompet Dhuafa Voulenteer (DDV) Nasional.
“Latar belakang kami, bumi yang sudah mulai rusak gara gara sampah. TPA yang sudah overload menampung sampah. Dan yang terpenting kami tak ingin aksi kerelawanan yang kami lakukan bisa membuat orang lain bahagia dan tersenyum namun bumi ini menangis menanggung beban sampah dari aktivitas kami,” tutur Fajar.