REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir menerjang dua kabupaten di Sulawesi Selatan, Bantaeng dan Jeneponto menjadi. Dua wilayah ini terdampak akibat banjir pada Jumat (12/6) kemarin.
Banjir diduga terjadi akibat meluapnya Sungai Calendu yang tidak mampu menampung debit banjir serta hujan di hulu sungai. Tim Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Bantaeng, Muhammad Dadang Kurniawan melaporkan, lokasi terparah yang terdampak banjir adalah Kecamatan Bantaeng dan Kecamatan Bissappu. Diperkirakan ada ribuan kepala keluarga terdampak akibat banjir.
“Saat ini kondisi air sudah surut di sejumlah titik. Namun saat banjir surut, yang tertinggal adalah timbunan lumpur hingga setebal 30 sentimeter," kata Dadang dalam keterangan yang didapat Republika.
Ia menyebut banyak warga yang mengungsi di gedung PKK. Namun sudah ada sebagian yang memilih untuk kembali ke rumahnya guna membersihkan sisa-sisa banjir.
Dadang juga menambahkan, banjir ini telah menelan dua korban jiwa di Bantaeng serta merusak sejumlah fasilitas umum. Saat ini tim MRI dan ACT di Bantaeng telah mendirikan satu unit dapur umum dan pokso darurat. Posko berlokasi di Jl Garegea, Kelurahan Tappanjeng.
Tim juga telah membagikan makanan siap saji kepada warga di sekitar lokasi. Warga saat ini sangat membutuhkan bantuan logistik. "Untuk saat ini memang hanya bantuan pangan dan makanan siap saji yang paling mendesak. Serta logistik seperti selimut dan obat-obatan," ucap Dadang.
Ia meyakinkan jika posko akan terus berjalan, sembari pihaknya memantau kemungkinan terjadinya banjir susulan.